Senin 01 Jul 2019 14:43 WIB

Perundingan Denuklirisasi Korut Diperkirakan pada Juli

Tempat perundingan denuklirisasi Korut belum ditentukan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump bertemu di Panmunjong di Zona Demiliterisasi, Ahad (30/6).
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump bertemu di Panmunjong di Zona Demiliterisasi, Ahad (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan perundingan denuklirisasi Semenanjung Korea diperkirakan akan dilanjutkan pada pertengahan Juli. Namun, tempat pelaksanaan perundingan tersebut belum ditentukan.

“Perundingan akan terjadi, sekitar bulan Juli, mungkin dalam dua atau tiga pekan mendatang. Mungkin sekitar pertengahan bulan dugaan saya, ditempat yang belum ditentukan,” kata Pompeo pada Ahad (30/6), dilaporkan laman kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap.

Baca Juga

Dia mengungkapkan, dalam perundingan mendatang, tim AS akan dipimpin Utusan Khusus AS untuk Korut Stephen Biegun. Namun, Pompeo belum mengetahui siapa yang akan memimpin delegasi Korut.

Pompeo mengaku cukup bersemangat untuk menyambut perundingan yang akan datang. “Kami pikir kami memiliki titik tolak untuk diskusi ini, yang telah menempatkan kami di tempat di mana kami dapat benar-benar mengevaluasi jika ada jalan yang jelas ke depan,” ujarnya.

Kendati telah ada kesepakatan untuk melanjutkan perundingan, Pompeo menyatakan bahwa sanksi terhadap Korut tetap diberlakukan. Namun, dia yakin, pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un akan berupaya mencari solusi untuk menangani hal tersebut.

Perundingan denuklirisasi antara AS dan Korut yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu diketahui berakhir tanpa kesepakatan. Hal itu disebabkan karena kedua belah pihak mempertahankan posisinya tentang penerapan sanksi. Korut, yang telah menutup beberapa situs uji coba rudal dan nuklirnya, meminta AS mencabut sebagian sanksi ekonominya. Namun, AS tetap berkukuh tak akan mencabut sanksi apa pun, kecuali Korut telah melakukan denuklirisasi menyeluruh dan terverifikasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement