Kamis 11 Jul 2019 18:50 WIB

Inggris Sebut Iran Coba Hentikan Tanker Komersialnya di Selat Hormuz

Ketegangan di Selat Hormuz meningkat sejak AS meningkatkan sanksi ekonomi ke Iran.

Rep: deutsche-welle/ Red:
Inggris Sebut Iran Coba Hentikan Tanker Komersialnya di Selat Hormuz
Inggris Sebut Iran Coba Hentikan Tanker Komersialnya di Selat Hormuz

Pasukan Iran telah mencoba untuk menghentikan dan mengalihkan sebuah kapal tanker minyak Inggris ketika menyeberang Selat Hormuz pada hari Rabu (10/7), kata Inggris, tetapi mereka dihalau oleh kapal angkatan laut Inggris.

Tiga kapal Iran memerintahkan tanker untuk mengubah arah, demikian menurut pernyataan yang dirilis pemerintah Inggris. "Bertolak belakang dengan hukum internasional, tiga kapal Iran berusaha menghalangi perjalanan kapal komersial British Heritage, melalui Selat Hormuz".

Kapal-kapal Iran akhirnya berbalik, setelah fregat angkatan laut Inggris HMS Montrose melakukan intervensi. HMS Monstrose lalu memposisikan dirinya antara kapal tanker dan kapal-kapal Iran dan memperingatkan mereka untuk mundur.

"Kami prihatin dengan tindakan ini dan terus mendesak pemerintah Iran untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu," kata pernyataan Inggris.

Sengketa penahanan tanker

Garda Revolusi Iran yang berpatroli di perairan itu membantah bahwa telah terjadi insiden. "Dalam 24 jam terakhir, kami tidak memiliki insiden yang melibatkan kapal asing di Selat Hormuz, juga tidak dengan kapal Inggris," kata sebuah pernyataan yang dirilis militer Iran.

Presiden Iran Hassan Rouhani sebelumnya memperingatkan Inggris tentang "konsekuensi" atas penahanan sebuah kapal tanker minyak Iran pekan lalu di Gibraltar. Kapal tanker Grace 1 dihentikan polisi dan petugas bea cukai Inggris dalam perjalanan dari Iran ke Suriah, melalui Laut Tengah. Iran mengutuk penahanan itu sebagai "intersepsi ilegal."

Tanker Grace 1 membawa minyak mentah yang disebut-sebut akan dibawa ke kilang minyak Baniya, yang dikendalikan oleh pemerintah Suriah. Tetapi Suriah saat ini dikenai sanksi oleh Uni Eropa.

Ketegangan di sekitar Selat Hormuz telah meningkat secara signifikan sejak AS meningkatkan sanksi ekonomi terhadap Teheran. Minggu lalu, Iran menembak jatuh pesawat pengintai tak berawak milik AS dengan alasan melanggar wilayah udara Iran. Presiden AS Donald Trump sempat memerintahkan serangan udara sebagai langkah balasan, namun menghentikan rencana itu beberapa menit sebelum operasi militer dilangsungkan.

Koalisi untuk melindungi laut

AS, hari Selasa (09/07), meminta sekutunya bergabung membentuk koalisi untuk melindungi perairan sekitar Iran dan Yaman. Militer AS akan berperan sebagai komando dan intelijen, sementara sekutunya akan bertigas mengawal kapal-kapal komersial.

Militer AS mengatakan, operasi gabungan itu bertujuan untuk menjamin kebebasan bergerak bagi kapal-kapal komersial di perairan strategis sekitar Semenanjung Arab.

Washington menuduh Garda Revolusi Iran berada dibalik serangan –serangan terhadap kapal-kapal komersial baru-baru ini di sekitar Selat Hormuz. AS tahun lalu secara sepihak menarik diri dari Kesepakatan Atom Iran dari tahun 2015 dengan Iran, dan memberlakukan kembali sanksi-sanksi ekonomi.

hp/vlz (rtr, ap, dpa)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement