Senin 01 Jul 2019 13:10 WIB

Kunjungan Trump ke Korut Bisa Percepat Negosiasi Nuklir

Upaya denuklirisasi dinilai dapat dilanjutkan setelah Trump menemui Kim Jong-un.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump bertemu di Panmunjong di Zona Demiliterisasi, Ahad (30/6).
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump bertemu di Panmunjong di Zona Demiliterisasi, Ahad (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) berharap pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di Panmunjom dapat menjadi titik balik dalam pembicaraan denuklirisasi. Momen itu pun diharapkan berkontribusi dalam memperbaiki hubungan antar-Korea.

“Kami berharap pertemuan bersejarah Panmunjom kemarin (Ahad, 30 Juni) di antara para pemimpin Korsel, Korut, dan AS akan berfungsi sebagai titik balik dalam upaya denuklirisasi dan pembentukan perdamaian abadi di Semenanjung Korea,” kata juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel Lee Sang-min pada Senin (1/7), dilaporkan laman Yonhap.

Baca Juga

Lee memperkirakan, pembicaraan denuklirisasi antara Korut dan AS akan dipercepat setelah Trump dan Kim bertemu di Panmunjom. “Karena diharapkan negosiasi nuklir antara Washington dan Pyongyang bangkit kembali, pemerintah (Korsel) akan memperkuat upayanya untuk menciptakan siklus yang baik antara hubungan antar-Korea, denuklirisasi, dan Korut-AS,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, sejak KTT Korut-AS di Hanoi, Vietnam, berakhir tanpa kesepakatan, hubungan Korsel dan Korut kembali hambar. Kendati demikian, hal itu tak menyurutkan komitmen Korsel untuk memperbaiki hubungan dengan Pyongyang. “Pemerintah terus bekerja untuk mempertahankan momentum untuk dialog dan kerja sama antara Korsel dan Korut,” ujar Lee.

Pada Ahad lalu, Trump dan Kim melakukan pertemuan di zona demiliterisasi Korea di Panmunjom. Mereka sempat bersalaman di antara undakan yang menjadi simbol perbatasan antara Seoul dan Pyongyang. Setelah itu, Trump melangkahkan kakinya ke wilayah Korut. Dia menjadi presiden AS pertama yang melakukan hal tersebut.

Kim dan Trump sempat melakukan pertemuan singkat dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Itu menjadi pertemuan tiga arah pertama di antara para pemimpin. Media Korut, Korean Central News Agency (KCNA), mengatakan pertemuan Kim dengan Trump berlangsung hangat dan konstruktif.

KCNA menyebut Kim dan Trump sepakat memulai kembali perundingan nuklir. Korut mengaku puas dengan hasil pembicaraan mereka. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement