Sabtu 13 Jul 2019 23:55 WIB

Toko Roti Hong Kong Minta Warga Lanjutkan Unjuk Rasa

Toko roti keluarga yang berada di Distrik Sai Ying Pun laku keras selama unjuk rasa.

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Pengunjuk rasa Hong Kong bergerak mundur saat ditekan polisi dalam protes menentang RUU ekstradisi di Hong Kong, Ahad (77).
Foto: AP Photo/Andy Wong
Pengunjuk rasa Hong Kong bergerak mundur saat ditekan polisi dalam protes menentang RUU ekstradisi di Hong Kong, Ahad (77).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Toko roti Hong Kong laku keras setelah menjual kue bulan yang dengan pesan meminta wara melanjutkan unjuk rasa pro-demokrasi. Wah Yee Tang, toko roti keluarga itu berada di Distrik Sai Ying Pun.

Toko itu menyajikan penganan tradisonal dengan pesan yang bertuliskan seperti 'Rakyat Hong Kong' dan 'Mari Berjuang Bersama'. Beberapa kue bulan bertuliskan 'Adukan ke Ibumu". Sebuah lelucon yang diambil dari kata-kata kasar polisi ke jurnalis dalam unjuk rasa baru-baru ini.

"Yang saya inginkan hanya membuat warga Hong Kong lebih bahagia, apa yang saya tahu saya harus berbuat sesuatu untuk komunitas tempat saya dibesarkan," kata manager toko roti itu, Naomi Suen, Sabtu (13/7).

Dalam beberapa pekan terakhir, Hong Kong tengah mengalami gejolak. Warga kota itu menolak perubahan undang-undang ekstradiksi yang dapat membuat China mengajukan ekstradiksi dari kota itu.

Pada Selasa (9/7) lalu, pemimpin kota mengatakan perubahan undang-undang itu sudah mati. Suen menjalankan toko roti yang berwarna-warni itu bersama ibunya. Mereka menjual berbagai roti, kue dan pastri.

Ia mengatakan, saat ini permintaan kue bulan sangat tinggi tidak seperti biasanya. Penganan itu biasanya dimakan atau untuk hadiah pada festival pertengahan musim gugur. 

Salah satu konsumen Linda Chan mengatakan ia mendengar tentang toko itu di berita. Chan melakukan perjalanan selama 45 menit untuk membeli dua kotak besar kue bulan.

"Saya pikir ini sangat unik, kata-kata yang berada di atasnya," kata Chan.

Warga Hong Kong menggunakan berbagai cara kreatif dalam mengungkapkan apa yang tengah terjadi di kota mereka. Dinding-dinding di kereta bawah tanah, terowongan dan jalan layang dipenuhi dengan tempelan kertas yang bertuliskan pesan politik.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement