Jumat 12 Jul 2019 08:42 WIB

Kim Jong-un Tertidur Saat Pertemuan Partai Komunis Korut

Kim Jong-un sebelumnya mengeksekusi pejabat yang tertidur di tengah rapat.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un
Foto: Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) terekam tertidur di dalam pertemuan besar Partai Komunis Korut. Padahal, Kim Jong-un sebelumnya mengeksekusi jenderalnya yang ketahuan tidur di tengah rapat.

Terekamnya Kim tertidur berlangsung pada saat acara peringatan 25 tahun kematian kakeknya, Kim Il-sung. Kim terlihat sangat berjuang menahan kantuk untuk tetap terjaga di saat pidato tengah berlangsung.

Baca Juga

Dilansir Mirror.co, mata sang diktator perlahan mulai tertutup. Pejam matanya terjadi saat ia duduk di tengah panggung di depan keramaian besar di tengah pidato. Pada satu titik, Kim terlihat menghirup napas panjang, tapi kepalanya tampak lama-lama merosot ke bahunya sembari mendengarkan pidato.

Saat sadar tertidur, Kim kemudian mengangkat alisnya, dan terkejut lalu terjaga kembali menghadap kerumunan penonton. Pemimpin muda Korut itu sebelumnya menentang norma Korut dengan menjadi yang terakhir untuk mulai bertepuk tangan dan yang pertama berhenti.

Tertidur pada waktu yang salah atau gagal memberikan tepuk tangan yang cukup di acara-acara tingkat tinggi dapat dihukum mati, menurut pembelot Korea Utara. Seorang pembelot, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan, jika Anda tidak bertepuk tangan, jika Anda mengangguk, Anda ditandai sebagai tidak mengikuti doktrin Kim Jong-un.

"Kamu harus melakukannya karena kamu tidak ingin mati. Kamu mengucapkan 'hidup panjang' dan bertepuk tangan karena kamu tidak ingin mati," katanya.

Sementara itu, mantan menteri pertahanan Kim Hyon Yong-chol dikabarkan dieksekusi karena tertidur sepanjang demonstrasi militer. Badan intelijen Korea Selatan melaporkan bahwa ia dieksekusi dengan tembakan senjata anti-pesawat pada Mei 2015.

Wakil Perdana Menteri Korut Kim Yong-jin juga dieksekusi oleh regu tembak karena diduga tertidur dalam sebuah pidato. Kim diduga membuatnya ditangkap dan didakwa dengan tuduhan palsu korupsi. Laporan-laporan lain mengklaim dia terbunuh setelah perubahan kebijakan yang dia sarankan dianggap merusak rezim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement