Ahad 21 Jul 2019 08:25 WIB

Penasihat Keamanan AS Kunjungi Jepang dan Korsel

Jepang memberlakukan pembatasan ekspor bahan baku teknologi tinggi ke Korsel.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Seorang demonstran Korea Selatan (Korsel) merobek foto Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di depan Kedubes Jepang di Seoul, Rabu (17/7). Protes dilakukan mengecam keputusan Jepang membatasi ekspor ke Korsel.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Seorang demonstran Korea Selatan (Korsel) merobek foto Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di depan Kedubes Jepang di Seoul, Rabu (17/7). Protes dilakukan mengecam keputusan Jepang membatasi ekspor ke Korsel.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton dikabarkan sudah berangkat menuju Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Kunjungan ini dilakukan ketika kedua negara Asia Timur itu bersitengang.

Pada Ahad (21/7) di media sosial Twitter, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan Bolton berencana melanjutkan pembicaraan dengan sekutu dan rekan penting Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump diminta menengahi peselisihan dua negara bertetangga tersebut.

Baca Juga

Jepang dan Korsel sebagai dua sekutu terbesar AS di Asia tengah mengalami ketegangan politik dan ekonomi. Ketegangan tersebut memicu krisis pasokan memori chip dan telepon pintar di seluruh dunia.

photo
John Bolton.

Ketegangan yang berkepanjangan ini bermula ketika Mahkamah Agung Korsel memutuskan perusahaan Jepang harus membayar kompensasi korban kerja paksa selama masa kolonial. Perselisihan ini semakin memburuk ketika Jepang memberlakukan pembatasan ekspor bahan baku teknologi tinggi ke Korsel. 

Jepang membantah pembatasan ekspor sebagai langkah balasan terhadap tuntutan Mahkamah Agung Korsel. Walaupun salah satu menteri mereka menyinggung tentang isu kompensasi saat mengumumkan pembatasan ini.

Pembatasan ekspor dapat melukai perusahaan teknologi global. Kepada wartawan di Gedung Putih, Trump mengatakan Presiden Korsel Moon Jae-in memintanya terlibat. Juru bicara Moon mengonfirmasi presiden Korsel itu meminta bantuan Trump saat mereka bertemu di Seoul pada 30 Juni lalu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement