Selasa 23 Jul 2019 14:36 WIB

Belum Sebulan Utang Rp 1,7 Juta Jadi Rp 4,2 Juta, Kok Bisa?

Hati-hati menerima tawaran pinjaman uang cepat dan mudah di Australia.

Red:
abc news
abc news

Hati-hati menerima tawaran pinjaman uang cepat dan mudah di Australia. Bisa-bisa mengalami hal seperti Sharon Alice yang kini terlilit utang yang jauh lebih besar dari jumlah pinjamannya.

Warga aborijin ini mendapat promo dari sebuah perusahaan peminjam uang bernama Cigno, beberapa hari sebelum Natal tahun lalu.

"Saya ingin menyiapkan makanan untuk merayakan Natal, jadi saya mengajukan pinjaman," kata Alice. "Jumlahnya 175 dolar (Rp 1,7 juta)."

Alice merupakan penerima tunjangan pemerintah bernama Newstart Allowance, dan uang pinjaman ini akan membantunya merayakan Natal bersama keluarga.

Acara Natal memang berlangsung sukses, katanya, tapi Alice tak sadar bahwa uang pinjaman itu memiliki biaya tambahan yang sangat fantastis.

Dalam seminggu, menurut tagihan dari Cigno yang dilihat ABC, utang Alice telah menjadi 336,95 dolar, hampir dua kali lipat.

Satu minggu kemudian, jumlahnya terus meningkat menjadi 421,90 dolar.

Tiga setengah minggu setelah Alice menerima pinjaman itu, barulah dia melakukan pembayaran pertama.

Namun saat itu, jumlah utangnya sudah membengkak jadi 427,85 dolar (sekitar Rp 4,2 juta).

Cigno mengenakan berbagai macam dalih sebagai biaya yang dibebankan ke Alice. Mulai dari "biaya setoran pada hari yang sama", "biaya pasokan keuangan", "biaya pemberi pinjaman", "biaya tidak jujur", "biaya surat tidak jujur", dan tiga biaya lainnya dengan judul "biaya pemeliharaan akun".

Alice melakukan pembayaran pertama sebesar 94 dolar, yaitu lebih dari separuh jumlah uang yang dia pinjam. Namun pembayaran itu, nyaris tak mengurangi jumlah keseluruhan tagihannya dari perusahaan yang berbasis di Gold Coast itu.

"Saya kaget sekali," kata Alice mengenai besarnya jumlah utang yang dia miliki.

Dalam waktu enam bulan, pinjaman Alice sebesar 175 dolar telah berubah menjadi 760 dolar.

Warga Alice Springs ini mengaku pihak Cigno sama sekali tidak menjelaskan biaya-biaya tersembunyi ini ketika dia mengajukan pinjaman.

"Mereka sama sekali tidak memberitahu saya mengenai adanya biaya-biaya ini," katanya.

"Saya pikir itu hanya pinjaman yang bisa kita bayar langsung dengan jumlah yang sama," ujar Alice.

Kisah yang dialami Alice hanyalah satu dari banyak kasus yang melibatkan Cigno dan perusahaan asosiasinya Gold-Silver Standard Finance Pty Ltd dalam beberapa bulan terakhir.

Komisi Sekuritas dan Investasi Australia (ASIC) menyebut perusahaan ini sebagai salah satu kelompok usaha yang menggunakan model pinjaman jangka pendek, dan dapat menyebabkan "kerugian siginifikan bagi konsumen".

ASIC kini turun tangan mengumpulkan kasus seperti yang dialami Alice.

Komisaris ASIC Sean Hughes menjelaskan, jika terkumpul cukup kasus seperti ini, pihak akan menerapkan kewenangan baru mereka untuk menindaki pihak peminjam yang merugikan warga paling rentan.

"Kami akan membangun kasus semua informasi ini," katanya kepada ABC.

Komisaris Hughes mengatakan paling lambat pertengahan Agustus sudah bisa diketahui apakah praktek yang dijalankan perusahaan itu bisa dilarang atau tidak.

"Kami hanya makan mie"

Tampaknya ASIC tidak akan kesulitan mengumpulkan bukti-bukti berupa kisah warga yang mengalami hal seperti Alice.

ABC sebelumnya mengungkapkan banyaknya kasus warga yang mengajukan pinjaman uang cepat yang tidak mereka pahami biaya-biaya tersembunyi di baliknya.

Kelompok perlindungan konsumen juga sudah berulang-ulang menyoroti model bisnis peminjaman uang seperti itu.

Ratusan pelanggan bahkan telah melontarkan kecaman mereka secara terbuka kepada Cigno melalui website ProductReview.com.au.

Sejumlah pelanggan Cigno mengungkapkan tingginya biaya pembayaran yang harus mereka tanggung setelah meminjam dari perusahaan ini.

Seorang ibu dua anak asal Sydney, Anna Bedford, misalnya menyatakan Cigno telah mengambil uang dari akun banknya sebesar 500 dolar secara tidak sah.

Dia pun harus menelpon berkali-kali, mengirim email dan SMS untuk mendapatkan uangnya kembali.

"Saya menelepon, dan didiamkan selama satu jam 40 menit, tidak berbicara dengan siapa pun," katanya.

Bedford menelepon lagi keesokan harinya dan akhirnya tersambung dengan seseorang yang memproses pengembalian uangnya. Tapi butuh waktu seminggu barulah uangnya dikembalikan.

Selama waktu itu, kata Bedford, dia dan anak-anaknya kesulitan untuk makan.

"Saya harus mendapatkan uang itu kembali untuk bertahan hidup," katanya.

"Kami hidup hanya dengan makan mie. Itu membuatku menangis," tutur Bedford lagi.

Kini dia memperingatkan siapa saja untuk jangan sekali-kali meminjam uang dari perusahaan tersebut.

Awal tahun ini, seorang reporter ABC mendatangi alamat Cigno di Southport, Gold Coast, namun hanya menemukan pintu masuk agak tersembunyi di sebelah restoran tanpa papan perusahaan.

Cigno yang dimintai tanggapannya sampai kini tidak bersedia berkomentar.

Sementara ASIC mengatakan perusahaan ini dan mitranya Gold-Silver Standard Finance dapat menawarkan pinjaman jangka pendek dengan biaya tinggi karena mengesampingkan UU Kredit yang berlaku secara nasional.

Dengan memisahkan bagian perantara dengan bagian pemberi pinjaman, bisnis ini memanfaatkan celah hukum untuk membebankan biaya tinggi dari yang diizinkan UU.

Komisaris Hughes menegaskan tingginya biaya yang harus dibayar para peminjam sangatlah memprihatinkan.

"Karena pinjaman ini jumlahnya relatif kecil dan berjangka pendek, bahkan pengaturan kreditnya masih dalam batas yang ada, sehingga mereka pada dasarnya beroperasi seakan jadi pengecualian dari UU Kredit," katanya.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement