Rabu 24 Jul 2019 15:19 WIB

Perempuan Muslim Diusir dari Kolam Renang di Selandia Baru

Dewan Auckland meminta maaf kepada perempuan Muslim yang diusir tersebut.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Wanita berenang menggunakan burkini.
Foto: EPA
Wanita berenang menggunakan burkini.

REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Seorang perempuan Muslim diusir dari kolam renang umum West Wave Pool, di Henderson, Selandia Baru. Seorang saksi mata mengatakan, perempuan Muslim tersebut mengenakan pakaian renang muslimah yang menutup kepala hingga lengan dan kaki atau biasanya disebut dengan burkini. 

"Seorang perempuan datang ke kolam renang bersama anak-anaknya, dan saat itulah dia diminta oleh penjaga untuk pergi," ujar saksi mata tersebut kepada NZ Herald, Rabu (24/7).

Baca Juga

Atas kejadian tersebut, Dewan Auckland meminta maaf kepada perempuan Muslim yang diusir tersebut. Pejabat Dewan Auckland, Jane Aickin mengatakan, pakaian renang yang dipakai oleh perempuan Muslim tersebut tidak dianggap sebagai burkini karena terbuat dari bahan yang spesifikasinya tidak menyerupai pakaian renang pada umumnya. 

"Kami mengakui bahwa ini kadang membingungkan, dan kami bekerja keras untuk mencoba menjelaskan aturan ini kepada semua orang," kata Aickin.

Aickin telah meminta maaf atas kejadian tersebut. Dia memastikan, perempuan Muslim itu akan diterima dengan baik pada kunjungan berikutnya ke kolam renang umum. 

Juru Bicara Dewan Perempuan Islam, Anjum Rahman meminta West Wave Pool untuk mempertimbangkan kembali kebijakan pakaian renang Muslimah yang menutupi seluruh tubuh. Menurutnya, akses terhadap kolam renang umum harus dibuka secara luas bagi seluruh kalangan. Selain itu, kolam renang umum juga harus memberikan keamanan bagi pengunjung. 

"Saya pikir Dewan Auckland sangat ingin meningkatkan aksesibilitas, namun kejadian ini sangat disayangkan," kata Rahman. 

Tiga bulan lalu, seorang perempuan diusir dari kolam renang Albany karena menggunakan bikini yang terlalu minim. Sebelumnya, larangan burkini di 30 kota di Perancis menjadi masalah dalam pemilihan presiden 2016. Masalah tersebut kembali muncul ketika pihak berwenang di Grenoble melarang perempuan Muslim mengenakan burkini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement