Sabtu 03 Aug 2019 08:30 WIB

Kicau Trump Soal Korut, Apa Isinya?

Korut kembali mengujicobakan senjatanya.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump percaya pemimpin Korut, Kim Jong-un tidak ingin mengecewakannya. Dalam kicauannya di Twitter, Trump percaya Korea Utara tak akan melanggar perjanjian apapun.

"Dia akan melakukan hal yang benar karena dia terlalu pintar untuk tidak melakukannya, dan dia tidak ingin mengecewakan temannya, Presiden Trump!," cicit Trump melalui akun Twitter.

"Terlalu banyak yang dapat diperoleh Korea Utara, potensi sebagai sebuah Negara, di bawah kepemimpinan Kim Jong-un, tidak terbatas. Juga, ada terlalu banyak kerugian," kata Trump, yang telah menyanjung Kim sambil juga mempertahankan sanksi keras pada Pyongyang.

Sebelumnya Militer Korea Selatan (Korsel) menyatakan, Korut menembakkan proyektil tidak dikenal dua kali pada Jumat (2/8) ke laut di lepas pantai timurnya, dalam putaran ketiga uji senjata hanya dalam waktu delapan hari.

Meningkatnya aktivitas pengujian untuk meningkatkan tekanan pada Seoul, dan Washington atas negosiasi nuklir yang tak kunjung rampung. Korut juga telah menyatakan kekecewaan pada latihan militer AS-Korsel yang direncanakan.

Para analis mengatakan dengan menguji coba senjata yang secara langsung mengancam Korsel tetapi tidak ke daratan AS atau wilayah Pasifiknya. Korut juga tampaknya memberikan tekanan di Seoul, dan menguji seberapa jauh Washington akan mentolerir tanpa menyebabkan negosiasi nuklir hancur.

Kepala Staf Gabungan (JCS) Seoul mengatakan peluncuran dilakukan pada pukul 2.59, dan 3.23 pagi dari daerah pantai timur. Akan tetapi tidak segera mengonfirmasi berapa banyak proyektil yang ditembakkan atau seberapa jauh benda tersebut terbang. Seorang pejabat dari JCS, yang tidak ingin disebutkan namanya karena aturan kantor, mengatakan analisis lebih lanjut akan diperlukan untuk menentukan apakah proyektil itu rudal balistik atau artileri roket.

Kantor kepresidenan Korsel mengatakan, kepala penasihat keamanan nasional Chung Eui-yong mengadakan pertemuan darurat dengan para menteri pemerintah untuk membahas peluncuran terbaru.

Juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Kim Eun-han mengatakan, pemerintah Seoul menyatakan penyesalan mendalam atas peluncuran yang diyakini dapat memengaruhi upaya negatif untuk menstabilkan perdamaian di Semenanjung Korea.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement