Selasa 06 Aug 2019 10:39 WIB

Korut Lakukan Serangan Siber untuk Danai Program Senjata

PBB membuat laporan Korut menghasilkan 2 miliar dolar AS dari serangan siber.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Seorang pria Korea Selatan menonton sebuah televisi yang menampilkan siaran berita yang melaporkan peluncuran rudal balistik jarak menengah Korea Utara di sebuah stasiun di Seoul.
Foto: EPA/ Jeon Heon-Kyun
Seorang pria Korea Selatan menonton sebuah televisi yang menampilkan siaran berita yang melaporkan peluncuran rudal balistik jarak menengah Korea Utara di sebuah stasiun di Seoul.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Menurut laporan PBB pada Senin (5/8), Korea Utara (Korut) telah menghasilkan sekitar dua miliar dolar AS untuk program senjata menggunakan serangan siber. Mereka mencuri dari bank dan pertukaran mata uang kripto.

Dalam laporan kepada komite sanksi Dewan Keamanan PBB Korut oleh para pakar independen menyatakan, Pyongyang juga terus meningkatkan program nuklir dan misilnya meskipun tidak melakukan uji coba nuklir atau peluncuran Intercontinental Ballistic Missile (ICBM).

Baca Juga

"Aktor maya Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), banyak yang beroperasi di bawah arahan Reconnaissance General Bureau (Biro Umum Pengintaian, agen intelijen militer Korut), mengumpulkan uang untuk program WMD (senjata pemusnah massal), dengan total hasil hingga saat ini diperkirakan mencapai dua miliar dolar AS," kata laporan itu.

Misi Korut untuk PBB tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari laporan tersebut. Laporan yang telah disampaikan kepada komite Dewan Keamanan pekan lalu.

Para ahli mengatakan Korut menggunakan internet untuk mencuri dana dari lembaga keuangan dan pertukaran mata uang kripto sehingga dapat menghasilkan pendapatan. Mereka juga menggunakan internet untuk mencuci uang yang dicuri.

Para ahli menyatakan mereka sedang menyelidiki setidaknya 35 kasus yang dilaporkan dari aktor-aktor DPRK. Mereka menyerang lembaga keuangan, pertukaran mata uang kripto yang dirancang untuk mendapatkan mata uang asing di sekitar 17 negara.

Para pakar PBB mengatakan serangan Korut terhadap pertukaran mata uang kripto memungkinkannya menghasilkan pendapatan dengan cara yang lebih sulit untuk dilacak. Aksi itu juga lebih sedikit diawasi dan regulasi pemerintah yang lebih sedikit daripada sektor perbankan tradisional.

Dewan Keamanan dengan suara bulat telah menjatuhkan sanksi terhadap Korut sejak 2006, upaya untuk menghentikan pendanaan program-program rudal balistik nuklir dan Pyongyang. Dewan telah melarang ekspor termasuk batubara, besi, timah, tekstil dan makanan laut, dan membatasi impor minyak mentah dan produk minyak sulingan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement