Senin 12 Aug 2019 02:59 WIB

Penembakan Masjid di Norwegia 'Terinspirasi' Christchurch

Tersangka penembakan adalah seorang pemuda kulit putih berusia 21 tahun.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Seorang polisi dan sebuah robot berada di depan Masjid Islamic Center al-Noor di distrik Baerum, Norwegia pascaaksi penembakan pada Sabtu (10/8).
Foto: EPA/Terje Pedersen
Seorang polisi dan sebuah robot berada di depan Masjid Islamic Center al-Noor di distrik Baerum, Norwegia pascaaksi penembakan pada Sabtu (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Islamic Center al-Noor yang berada di distrik Baerum, Norwegia menjadi sasaran penembakan pada Sabtu (10/8). Polisi menyatakan, pelaku penembakan yang mengakibatkan satu korban luka itu adalah seorang pria muda berkulit putih telah ditangkap.

Polisi di Norwegia sejauh ini hanya mengatakan, serangan di Baerum, sebuah kota 20 kilometer dari Oslo, akan diselidiki sebagai kemungkinan tindakan terorisme. Namun, media lokal di sana menduga Philip Manshaus, pria berusia 21 tahun merupakan tersangka penembakan tersebut.

Dilansir dari The Guardian, sebuah media lokal menemukan akun media sosial milik Philip. Di dalamya terdapat unggahan yang menyebut bahwa, dirinya dipilih oleh Brenton Tarrant, yang merupakan pelaku penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru.

"Waktuku sudah habis, lagipula aku sudah dipilih oleh Saint (Brenton) Tarrant…Kita tidak bisa membiarkan ini berlanjut, kau harus menghadapi ancaman perang ras dalam kehidupan nyata…itu menyenangkan,” ujarnya dalam unggahan tersebut.

Selain itu, terdapat unggahan lain yang yang memperlihatkan bahwa Philip terinspirasi dengan Brentont. Ia juga memuji aksi dari Patrick Crusius, yang telah didakwa atas serangan di El Paso, Texas, di mana menyebabkan 22 orang tewas.

Profesor Studi Keamanan di King's College London, Peter Neumann menyebut bahwa saat ini terdapat fenomena di mana seseorang terinspirasi dari seorang ekstrimis. Di mana tujuan utamanya adalah menimbulkan kekacauan antar ras di masyarakat.

“Tujuannya adalah untuk melakukan serangan, mengklaim tanggung jawab, menjelaskan tindakan Anda, dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti,” ujar Peter.

Sementara itu, Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg mengungkapkan rasa simpatinya kepada korban penembakan masjid tersebut. Dia mengatakan, masjid dan tempat-tempat ibadah lainnya semestinya menjadi tempat yang paling aman. Menurutnya, masih terlalu dini untuk berspekulasi mengenai motif pelaku penembakan.

"Seharusnya aman untuk pergi ke masjid, gereja, atau tempat-tempat ibadah lainnya," ujar Solberg.

Polisi mempertimbangkan untuk meningkatkan keamanan di seluruh masjid di Norwegia pada hari raya Idul Adha. Sebelumnya, Masjid Islamic Center al-Noor telah meningkatkan keamanan pascapenembakan yang terjadi di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.

Pada Juli 2011, Norwegia pernah mengalami serangan terburuk oleh pendukung sayap kanan. Serangan tersebut menewaskan 77 orang. Pelaku serangan penembakan, Anders Behring Breivik mengaku, dia termotivasi oleh kebenciannya terhadap multikulturalisme. Dia meledakkan bom dan melakukan penembakan pada acara pertemuan sayap pemuda Partai Buruh di Pulau Utoya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement