Rabu 14 Aug 2019 18:46 WIB

Korut Dukung China untuk Pertahankan Hong Kong

Korut mendukung langkah China untuk menghadapi demonstrasi Hong Kong.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Penumpang terjebak di Bandara Internasional Hong Kong akibat aksi protes, Senin (12/8).
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Penumpang terjebak di Bandara Internasional Hong Kong akibat aksi protes, Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG — Sebuah artikel dalam surat kabar Korea Utara (Korut) mengatakan pemerintah negara itu sepenuhnya mendukung langkah China untuk melindungi integritas teritorialnya. Secara khusus adalah dalam prinsip ‘satu negara, dua sistem’ yang belakangan menjadi perbincangan hangat, menyusul demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Hong Kong. 

Surat kabar Rodong Sinmun yang merupakan harian resmi dari Partai Buruh Korea mengatakan Korut sepenuhnya mendukung seluruh langkah yang diambil Pemerintah China, serta Partai Komunis China. Dalam artikel itu, juga disinggung mengenai kedaulatan Negeri Tirai Bambu dan negara-negara Barat yang mencoba melakukan intervensi atas masalah Hong Kong. 

Baca Juga

“Untuk mengambil tindakan internal, sepenuhnya adalah milik kedaulatan negara terkait,” utulis pernyataan Pemerintah Korut dikutip Rodong Sinmun. 

Artikel itu juga mengatakan bahwa gelombang demonstrasi di Hong Kong menunjukkan adanya pihak-pihak yang berada di balik hal itu. Negara-negara Barat telah dikritik karena diniali secara mencolok mencampuri urusan dalam negeri China. 

“Jelas siapa yang berada di balik gerakan ini dan tujuan apa yang mereka cari,” tulis artikel itu. 

Gelombang demonstrasi di Hong Kong telah terjadi sejak awal Juni lalu, menyusul langkah pemerintah setempat yang membatalkan untuk melegalkan ekstradisi tersangka ke China daratan, Makau, dan Taiwan. Aksi ini terus meluas dan menjadi salah satu krisis politik paling serius, sejak Hong Kong dikembalikan ke China oleh Inggris pada 1997, dengan ketentuan ‘satu negara dua sistem’ yang berarti Hong Kong dapat mempertahankan hak-hak khusus untuk kota tersebut. 

Pada akhir Juli, China memperingatkan bahwa pihaknya akan mengerahkan pasukan bersenjata ke wilayah itu untuk memadamkan demonstrasi anti-pemerintah. China juga menyalahkan sejumlah negara Barat, khususnya Amerika Serikat (AS) atas ketegangan yang terjadi di Hong Kong.

Bentrokan antara polisi antihuru-hara dan pengunjuk rasa yang di Bandara Internasional Hong Kong juga terjadi beberapa waktu lalu, membuat ratusan penerbangan dibatalkan sejak Senin (12/8) lalu. Beberapa penangkapan dilaporkan setelah para demonstran memblokade pintu-pintu di area bandara tersebut dengan troli. Polisi kemudian masuk untuk mensterilkan terminal utama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement