Rabu 14 Aug 2019 19:42 WIB

Pakistan: India Buat Kashmir Jadi Masalah Internasional

India mencabut status istimewa Jammu dan Kashmir.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Muslim Kashmir meneriakkan slogan dalam protes usai shalat Idul Adha di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Senin (12/8).
Foto: AP Photo/Dar Yasin
Muslim Kashmir meneriakkan slogan dalam protes usai shalat Idul Adha di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MUZAFFARABAD – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengecam keputusan Perdana Menteri India Narendra Modi mencabut status istimewa Jammu dan Kashmir. Khan menilai Modi melakukan kesalahan strategis.

“Modi telah melakukan kesalahan strategis. Dia telah memainkan kartu terakhirnya. Mereka telah menginternasionalkan masalah Kashmir,” kata Khan saat berpidato di majelis legislatif Azad Jammu dan Kashmir pada Rabu (14/8), dikutip laman Alajzirah.

Baca Juga

Khan menegaskan kembali penentangannya terhadap langkah India dan akan membawa masalah itu ke forum internasional. “Kami akan pergi ke setiap forum internasional. Kami akan pergi ke pengadilan internasional,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Khan pun melayangkan kritik atas langkah India mengisolasi wilayah Kashmir yang dikendalikannya. Warga di sana dilaporkan masih belum bisa menghubungi kerabatnya karena saluran komunikasi dan internet masih diputus. Jam malam pun tetap diterapkan. “Kita semua prihatin saat ini tentang kebenaran krisis kemanusiaan dan kekejaman yang diciptakan oleh pengisolasian ini yang telah diberlakukan,” kata dia.

“Kami tidak berperang dengan India, tapi kami menentang ideologinya. Ideologi ini telah terinspirasi dari partai Nazi (Adolf) Hitler,” ucap Khan.

Pekan lalu India mencabut status istimewa Jammu dan Kashmir yang telah disandangnya selama hampir tujuh dekade. Perdana Menteri India Narendra Modi beralasan keputusan itu diambil untuk menyatukan Kashmir sepenuhnya dengan India. Selain itu dia pun hendak membebaskan wilayah tersebut dari kelompok teroris dan separatis.

Keputusan itu tak hanya memicu kemarahan dari warga Kashmir, tapi juga Pakistan. Ia memutuskan menurunkan hubungan diplomatiknya dengan India. Selain itu, Islamabad pun menangguhkan semua aktivitas perdagangannya dengan New Delhi. Pakistan mengatakan akan membawa permasalahan pencabutan status istimewa Jammu dan Kashmir oleh India ke Dewan Keamanan PBB.

Kashmir merupakan satu-satunya wilayah di India yang berpenduduk mayoritas Muslim. Sejak merdeka dari Inggris pada 1947, Kashmir terpecah dua, dua per tiga di antaranya dikuasai India, sementara sisanya milik Pakistan. Wilayah itu kemudian dipisahkan dengan garis Line of Control (LoC). Perselisihan akibat sengketa Kashmir telah membuat India dan Pakistan tiga kali berperang, yakni pada 1948, 1965, dan 1971.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement