Senin 29 Jul 2019 14:07 WIB

Vietnam Sita 125 Kilogram Cula Badak

Cula badak tersebut diselundupkan dari Uni Emirat Arab.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi - Badak bercula satu di Taman Nasional Kazirangadi negara bagian Assam, India.
Foto: AP Photo/Anupam Nath
Ilustrasi - Badak bercula satu di Taman Nasional Kazirangadi negara bagian Assam, India.

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Lebih dari 125 kilogram cula badak disita oleh petugas bea cukai Vietnam. Cula badak tersebut diselundupkan dari Uni Emirat Arab dalam penerbangan Etihad Airways dan ditemukan di Bandarai Noi Bai, Hanoi.

Dilansir Guardian, Senin (29/7), cula badak tersebut disegel dengan plester yang sangat tebal. Petugas bea cukai membutuhkan waktu setengah hari untuk membuka 55 paket cula badak selundupan itu. Hasil tangkapan yang disita di Bandarai Noi Bai bernilai sekitar 7,5 juta dolar AS.

Baca Juga

Penyitaan itu merupakan bagian tindakan keras Vietnam terhadap jaringan penyelundup satwa liar yang beroperasi di negara tersebut. Cula badak dipercaya oleh warga Vietnam dapat menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya kanker. Cula badak dijual dengan harga mencapai 60 ribu dolar AS per kilogram.

Hukum internasional telah melarang perdagangan cula badak sejak 1977. Hewan-hewan liar yang diperdagangkan di pasar gelap biasanya berasal dari Afrika, kemudian diselundupkan ke Asia terutama Vietnam dan Cina yang memiliki permintaan cukup tinggi.

Perburuan liar ini membuat populasi hewan terus menurun. International Rhino Foundation mengatakan, populasi badak di seluruh dunia tersisa 29 ribu ekor. Diperkirakan, terdapat tiga badak yang diburu di Afrika Selatan setiap harinya.

Pekan lalu pemerintah Vietnam menemukan tujuh bangkai harimau beku di belakang sebuah mobil di Hanoi, yang diyakini diselundupkan dari Laos. Pihak berwenang percaya, harimau tersebut diselundupkan ke Vietnam untuk dijual dagingnya. Sementara bagian tubuh harimau yang lainnya digunakan sebagai perhiasan dan obat-obatan.

Awal bulan ini, sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperlihatkan jaringan luas satwa liar ilegal yang beroperasi di Asia Tenggara. Laporan itu secara khusus menyebut Laos sebagai pusat global utama untuk perdagangan bernilai tinggi, dan spesies yang sangat terancam punah ke pasar Asia lainnya. Laos telah diidentifikasi sebagai pasar untuk gading gajah yang tumbuh paling cepat di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement