Sabtu 17 Aug 2019 13:35 WIB

Guru dan Murid Hong Kong Gabung Protes Akhir Pekan

Mereka menyerukan pemerintah Hong Kong mengabulkan tuntutan para pemrotes.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Ratusan siswa dan guru melakukan aksi unjuk rasa di Hong Kong, Sabtu (17/8).
Foto: AP Photo/Vincent Yu
Ratusan siswa dan guru melakukan aksi unjuk rasa di Hong Kong, Sabtu (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Hujan deras tidak menghentikan ratusan guru dan siswa dari unjuk rasa, Sabtu (17/8). Mereka menyerukan pemerintah Hong Kong mengabulkan tuntutan para pemrotes.

Seorang dosen universitas yang bermarga Li mengatakan, ia merasa perlu berbicara setelah melihat mahasiswa ditangkap karena berpartisipasi dalam pawai anti-pemerintah. Polisi mengatakan mereka telah menangkap 748 demonstran sejak 9 Juni yang melawan RUU ekstradisi, Jumat (16/8).

Baca Juga

"Pemerintah perlu menanggapi lima tuntutan yang telah dibuat publik Hong Kong," kata Li, dilansir dari Straits Times, Sabtu (17/8).

Demonstran berkumpul di Chater Garden di Central pada Sabtu pagi, hanya beberapa jam setelah unjuk rasa pro-kemerdekaan di taman yang sama malam sebelumnya. Payung dalam banyak warna dibuka saat hujan turun dalam prosesi ke Kantor Pemerintah.

Unjuk rasa yang diselenggarakan oleh Serikat Guru Profesi Hong Kong, menyerukan para guru berbicara dengan hati nurani mereka dan pemerintah untuk menjawab lima tuntutan pemrotes. Tuntutan itu meliputi hak pilih universal dan pembebasan tanpa syarat dari semua pengunjuk rasa yang ditangkap. Itu juga dimaksudkan sebagai penampilan solidaritas antara pendidik, dan demonstran yang kebanyakan muda.

Protes dimulai empat bulan lalu ketika pemerintah Hong Kong membahas RUU ekstradisi yang kontroversial. Namun sekarang RUU itu ditangguhkan.

Sejak saat itu berubah menjadi gerakan yang lebih luas. Demonstran mencari hak pilih universal, dan penyelidikan independen ke polisi yang menangani protes.

Unjuk rasa para guru menandai dimulainya protes akhir pekan ke-11 berturut-turut di Hong Kong, meskipun polisi melarang sebagian besar pawai yang direncanakan. Mengutip masalah keamanan publik, polisi Hong Kong sebelumnya menolak pawai yang direncanakan untuk Sabtu dari Hung Hom ke To Kwa Wan di Kowloon, serta pawai Ahad (18/8), dari Victoria Park di Causeway Bay ke Chater Road.

Tetapi polisi telah memberikan lampu hijau, untuk rute yang diubah dari Taman Hoi Sham di To Kwa Wan ke stasiun MTR Whampoa. Dengan syarat penyelenggara menempatkan setidaknya 100 marshal dan memastikan para peserta tidak ikut serta dalam kegiatan ilegal pada titik akhirnya.

Pertemuan massal lainnya diperkirakan akan berlangsung pada Sabtu di Taman Tamar dan Edinburgh Place di Hong Kong. Para pengunjuk rasa Hong Kong akan bergabung dengan demonstrasi dukungan di kota-kota di seluruh dunia akhir pekan ini, termasuk San Francisco dan London, serta kota-kota di seluruh Kanada, Australia, Jerman dan Taiwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement