Sabtu 24 Aug 2019 13:14 WIB

Dunia Kecam Brasil tak Serius Tangani Kebakaran Hutan Amazon

Brasil menolak kritik yang salahkan Presiden Bolsonaro atas kebakaran besar Amazon.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Reuters/B. Kelly
Reuters/B. Kelly

Presiden Brasil Jair Bolsonaro menolak kecaman internasional atas penanganannya terhadap kebakaran hutan Amazon yang menyebar dengan cepat. Bolsonaro awalnya menyatakan bahwa ada indikasi "sangat kuat" bahwa beberapa kelompok non-pemerintah boleh jadi berada di belakang kebakaran besar Amazon. Kemudian dia menuduh "para aktor internasional" berusaha "mengganggu kedaulatan kita."

Namun kemudian, dalam siaran langsung lewat mediasosial Facebook, Bolsonaro mengatakan bahwa petani bisa saja menyalakan api dan mengakibatkan kebakaran besar itu.

Institut Nasional untuk Penelitian Luar Angkasa Brasil INPE dalam rilisnya mengatakan, hampir 73.000 kasus kebakaran hutan dicatat di negara itu antara Januari sampai Agustus tahun ini. Angka itu meningkat jauh dibandingkan dengan 39.759 kasus dalam delapan bulan pertama tahun 2018. Data-data INPE menunjukkan bahwa kebakaran hutan terutama terkonsentrasi di kawasan Amazon.

Citra satelit dari wilayah tersebut telah menunjukkan asap membubung dan melintasi benua Amerika Latin ke pantai Atlantik, kata Organisasi Meteorologi Dunia WMO. Kota metropolitan Sao Paolo terlihat gelap pada siang hari lantaran tertutup asap kebakaran hutan.

Menggangu iklim global

Brasil adalah rumah bagi sekitar 60% hutan hujan Amazon. Pemerhati lingkungan mengatakan, degradasinya bisa berdampak buruk bagi iklim dan curah hujan secara global.

Sekjen PBB Antonio Guterres hari Kamis (22/08) mengatakan dia "sangat prihatin" dengan tingkat kebakaran hutan di Brasil. "Di tengah-tengah krisis iklim global, kami tidak dapat menanggung lebih banyak kerusakan pada sumber utama oksigen dan keanekaragaman hayati," tulis Antonio Guterres di Twitter.

Pemerintahan Bolsonaro mendapat kecaman yang semakin tajam karena ketidakmampuannya mengendalikan kebakaran hutan yang telah menghancurkan kawasan luas yang dianggap sebagai benteng penting melawan perubahan iklim.

"Saya tidak membela kebakaran, karena selalu ada dan akan selalu ada kebakaran. Sayangnya, ini selalu terjadi di Amazon," kata Bolsonaro, merujuk pada musim kemarau dan pembakaran hutan untuk pembukaan lahan.

Jaksa penuntut Brasil hari Kamis menyatakan memulai penyelidikan formal dalam kasus kebakaran Amazon.

Kecaman internasional

Minggu lalu, dengan alasan kurangnya komitmen Brasil untuk memerangi deforestasi, Jerman dan Norwegia mengumumkan bahwa mereka telah memutuskan untuk membekukan dana bantuan lebih dari 60 juta dolar AS yang tadinya ditujukan untuk proyek-proyek keberlanjutan di hutan-hutan Brasil.

Amnesty International yang berbasis di London menyalahkan pemerintah Brasil karena berbohong tentang kebakaran tersebut.

"Daripada menyebarkan kebohongan yang keterlaluan atau menyangkal skala deforestasi yang terjadi, kami mendesak presiden (Brasil) untuk mengambil tindakan segera guna menghentikan perkembangan kebakaran ini," kata Kumi Naidoo, sekretaris jenderal Amnesty International.

Kelompok konservasi World Wide Fund for Nature (WWF) juga mengatakan bahwa Bolsonaro berusaha mengalihkan "fokus perhatian dari apa yang benar-benar penting: kesejahteraan alam dan masyarakat Amazon."

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Kamis (22/08) mengatakan, kebakaran hutan Amazon adalah "krisis internasional". Dia menyerukan agar KTT G7 akhir pekan ini di Prancis membahas masalah tersebut.

"Rumah kita terbakar. Secara harfiah. Amazon, paru-paru planet kita, yang menghasilkan 20% oksigen kita, terbakar. Ini adalah krisis internasional. Anggota G7, mari bicara dalam dua hari tentang keadaan darurat ini," tulis Macron di Twitter.

Presiden Jair Bolsonaro langsung bereaksi dan mengecam komentar Emmanuel Macron tersebut dan menuduhnya memiliki "mentalitas penjajah". Dia mengajukan fakta bahwa Tweet Macron berisi foto api Amazon yang sudah tidak aktual.

hp/rzn (afp, rtr, ap)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement