Selasa 27 Aug 2019 15:51 WIB

PM Inggris: Iran Berpeluang Lanjutkan Pembicaraan Nuklir

Boris Johnson tetap menolak senjata nuklir Iran.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan Iran memiliki kesempatan kembali mematuhi kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Teheran pun dapat melanjutkan dialog tentang aktivitas nuklirnya.

“Jelas ada peluang sekarang bagi Iran untuk kembali mematuhi perjanjian nuklir dan untuk melanjutkan dialog, serta menghentikan perilakunya yang mengganggu di kawasan itu,” kata Johnson pada konferensi pers di sela-sela KTT G7 di Biarritz, Prancis, Senin (26/8).

Baca Juga

Kendati demikian, dia tetap menekankan penolakan kepemilikan senjata nuklir oleh Iran. “Iran seharusnya tidak pernah dalam keadaan diizinkan memperoleh senjata nuklir,” ujar Johnson.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengatakan dia akan menemui Presiden Iran Hassan Rouhani di bawah keadaan yang tepat. Trump hendak mengakhiri perselisihan antara AS dan Iran yang dipicu JCPOA. Washington diketahui telah hengkang dari kesepakatan tersebut pada Mei 2018. Setelah keluar, AS kembali menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Iran.

Kendati demikian, Rouhani mengatakan negaranya tak memiliki niat untuk berbicara dengan AS, kecuali semua sanksi yang telah diterapkan kepada Iran dicabut. “Kami akan terus mengurangi komitmen kami berdasarkan JCPOA jika keinginan kami tidak terpenuhi,” ujar Rouhani.

Sesaat sebelum KTT G-7 dimulai, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif sempat melakukan pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membahas nasib JCPOA. Pembicaraan berlangsung lebih dari tiga jam. “Jalan di depan sulit. Tapi patut dicoba,” kata Zarif melalui akun Twitter pribadinya seusai melakukan pembicaraan tersebut.

Macron mengatakan negara anggota G-7 menentang kepemilikan senjata nuklir oleh Iran. “Tidak ada anggota G-7 yang ingin Iran mendapatkan senjata nuklir dan yang kedua semua anggota G-7 sangat terikat pada stabilitas serta perdamaian di kawasan itu,” ujar Macron.

Dia menegaskan Prancis akan terus menjalin dialog dengan Iran dalam beberapa pekan mendatang. Tujuannya agar ketegangan dapat diredam.

Sejak awal Juli lalu, Iran mulai menangguhkan komitmennya dalam JCPOA. Hal itu merupakan upaya Teheran untuk menekan Eropa agar melindungi aktivitas perdagangannya dari sanksi AS.

Langkah pertama yang dilakukan Teheran adalah melakukan pengayaan uranium melampaui ketentuan yang ditetapkan JCPOA, yakni sebesar 3,67 persen. Iran mengklaim saat ini pengayaan uraniumnya telah mencapai lebih dari 4,5 persen. Teheran pun menyatakan siap untuk terus menangguhkan komitmennya dalam JCPOA.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement