Kamis 29 Aug 2019 08:16 WIB

Cina Tolak Kehadiran Kapal Perang Amerika di Qingdao

Sebelumnya, Cina tolak kapal penjelajah berpeluru kendali Lake Erie ke Hong Kong.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Budi Raharjo
Kapal perang Amerika (ilustrasi)
Foto: VOA
Kapal perang Amerika (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) menyatakan, Selasa (27/8), Cina menolak permintaan kapal perang Angkatan Laut AS untuk mengunjungi kota pelabuhan Cina, Qingdao, dalam beberapa hari terakhir. Ini terjadi pada saat adanya ketegangan hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Pejabat pertahanan yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, kapal itu seharusnya mengunjungi pada Ahad (25/8), akan tetapi Cina menolak permintaan itu sebelumnya. Ia mengatakan, kapal perang militer AS sesekali melakukan kunjungan ke Cina. Yang paling baru pada 2017. Kapal Angkatan Laut AS terakhir yang mengunjungi Qingdao merupakan kapal Benfold pada 2016.

Ditanya mengapa permintaan AS ditolak, pejabat pertahanan itu mengatakan bahwa pertanyaan itu harus ditujukan ke Beijing. Namun, Kementerian Pertahanan Cina tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Hal ini menandakan setidaknya kedua kalinya Cina menolak permintaan AS bulan ini. Sebelumnya, Cina menolak permintaan dua kapal Angkatan Laut AS untuk mengunjungi Hong Kong saat krisis politik di bekas jajahan Inggris yang makin menjadi.

Perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia telah merusak pertumbuhan global, dan meningkatkan kekhawatiran pasar bahwa ekonomi dunia dapat berujung pada resesi. Namun, Presiden AS Donald Trump memberikan harapan baru untuk kesepakatan yang dapat menurunkan perang tarif, Senin (26/8).

Sementara awal bulan ini, Cina menolak permintaan kapal pengangkut angkatan laut AS untuk kapal Green Bay, dan kapal penjelajah berpeluru kendali Lake Erie untuk mengunjungi Hong Kong. Usulan kunjungan itu terjadi pada saat protes antipemerintah di Hong Kong menjadi tantangan terbesar para penguasa Partai Komunis Cina. Pihak berwenang di Beijing telah mengirimkan peringatan yang jelas bahwa intervensi yang kuat dimungkinkan untuk meredakan kekerasan.

Menurut laporan anggaran yang dikeluarkan awal tahun ini, pengeluaran pertahanan Cina 2019 akan naik 7,5 persen dari 2018. Peningkatan militernya telah membuat kekhawatiran diantara tetangga dan sekutu Barat, terutama karena Beijing telah menjadi lebih tegas dalam sengketa teritorial di Timur dan Laut Cina Selatan dan Taiwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement