Selasa 20 Aug 2019 16:55 WIB

Ilmuwan Selidiki Penyebab Es Greenland Mencair

Gletser Greenland mencair lebih dari lima mil.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Greenland
Foto: greenland.go
Greenland

REPUBLIKA.CO.ID, KULUSUK -- Pada salah satu hari terpanas di musim panas kali ini, penduduk di desa kecil Kulusuk, Greenland mendengar semacam ledakan besar. Ledakan tersebut setelah ditelusuri rupanya adalah es runtuh yang membelah gletser lebih dari lima mil jauhnya.

Greenland telah kehilangan 12,5 miliar ton es yang mencair pada 2 Agustus. Hal itu adalah peristiwa bersejarah hilangnya es Greenland terbesar dan mengingatkan krisis iklim dunia.

Baca Juga

Kulusuk merupakan pangkalan bagi program Ocean Melting Greenland (OMG) NASA. Ilmuwan OMG melakukan perjalanan ke pulau terbesar di dunia tahun ini setelah gelombang panas yang menerpa Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Suhu panas tersebut memecahkan rekor suhu dan memicu pencairan masssa lapisan es.

Ahli kelautan NASA Josh Willis dan timnya langsung menyelidiki bagaimana es di Greenland mencair runtuh. Sebabnya adalah tidak hanya oleh kenaikan suhu udara, namun juga oleh lautan yang menghangat dari bawah sehingga memakannya dari jauh ke bawah.

Diperlukan waktu berabad-abad untuk es dapat mencair di Greenland yang besar, tetapi seberapa cepat pertanyaan kuncinya. Jika air hangat memainkan peran yang lebih besar daripada yang diduga para ilmuwan, pada 2100, Greenland sendiri dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut 3 atau 4 kaki (lebih dari 1 meter).

Pesawat DC-3 Perang Dunia II yang dirancang ulang, yang kini bernama Basler BT-57, membawa sekelompok peneliti OMG di sekitar pantai Greenland. Dari udara, kru meluncurkan penyelidikan khusus di atas hamparan es, yang kemudian mengirimkan data tentang suhu dan salinitas. Data tersebut digunakan untuk merencanakan kemungkinan kenaikan permukaan laut dan arti bagi kemanusiaan di masa depan.

"Ada cukup es di Greenland untuk menaikkan permukaan laut sebesar 7,5 meter, itu sekitar 25 kaki, volume es yang sangat besar, dan itu akan menghancurkan garis pantai di seluruh planet ini," kata Willis seperti dilansir CNN, Selasa (20/8).

"Kita seharusnya sudah mundur dari garis pantai jika kita melihat banyaknya es yang hilang pada satu atau dua abad mendatang," ujar Willis menambahkan. 

NASA juga membawa koresponden CNN dalam penerbangan dramatis ke Helheim, salah satu gletser terbesar di Greenland dan yang tercepat mengalir di tepi timur pulau itu. Helheim, dinamai dari dunia orang mati dalam mitologi Norse, adalah agung, berdiri di lebih dari empat mil lebarnya dan memiliki ketinggian kira-kira setinggi Patung Liberty.

Ketika pesawat mendekati Helheim, para ilmuwan melihat danau bebas es di bagian paling depan gletser yang sebelumnya tidak pernah ada. Penyelidikan tersebut juga membawa kembali data yang sangat berbeda, Helheim dikelilingi air hangat di sepanjang kedalamannya.

"Saya jarang melihat di manapun, bahwa 700 meter tanpa variasi suhu, biasanya kita menemukan air yang lebih dingin di ketinggian sekitar seratus meter, tetapi tepat di depan gletser, menjadi hangat sepanjang jalan," kata ilmuwan iklim di NASA Ian Fenty.

"Air hangat ini sekarang bisa bersentuhan langsung dengan es di seluruh permukaannya, yang bisa mencair," kata dia.

Gletser Helheim menjadi dikenal sebab dalam beberapa tahun terkahir mencair pada tingkat yang mencengangkan. Pada 2017, gletser kehilangan dua mil, dan setahun kemudian para ilmuwan dari Universitas New York merekam kolom es sepanjang satu mil dari depan gletser.

"Ini mundur beberapa meter per hari, puluhan meter per hari. Anda mungkin dapat mengatur iPhone Anda pada timelapse dan benar-benar melihatnya berlalu," kata Willis ketika data menyala di layar ponselnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement