Jumat 30 Aug 2019 09:44 WIB

AS Desak Uni Eropa Jatuhkan Sanksi ke Venezuela

AS mempertimbangkan lebih banyak sanksi untuk menekan presiden Venezuela.

Red: Nur Aini
Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan istri Cilia Flores melambaikan tangan kepada pendukungnya di luar istana kepresidenan Miraflores di Caracas, Venezuel, Senin (20/5).
Foto: AP Photo/Ariana Cubillos
Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan istri Cilia Flores melambaikan tangan kepada pendukungnya di luar istana kepresidenan Miraflores di Caracas, Venezuel, Senin (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Utusan AS untuk Venezuela pada Kamis (29/8) mengatakan ia berharap Uni Eropa akan memberlakukan sanksi terhadap pemerintah Venezuela "dalam beberapa bulan ke depan" di tengah tertundanya perundingan untuk mengakhiri kriris politik negara tersebut.

Sementara itu, Diplomat Elliott Abrams mengatakan AS sedang mempertimbangkan lebih banyak sanksi untuk menekan Presiden Venezuela Nicolas Maduro supaya mundur. Ia menuturkan negara-negara Eropa sedang menunggu hasil pembicaraan antara pemerintah Venezuela dan oposisi.

Baca Juga

"Jika perundingan kandas mereka akan menjatuhkan sanksi," kata Abraham.

"Dalam pandangan kami mungkin itu keliru sebab jika mereka memberlakukan sanksi sekarang... maka akan ada peluang yang lebih baik agar perundingan berjalan mulus."

Abrams merasa ragu apakah perundingan itu akan dilanjutkan.

"Perundingan tertunda. Mereka belum bertemu selama beberapa pekan dan tidak ada tanggal yang ditentukan," ujarnya.

Maduro membatalkan pembicaraan sebelumnya pada Agustus sebagai protes terhadap sanksi AS, yang bertujuan untuk memaksanya lengser dari jabatan. Kedua belah pihak telah bertemu dalam pertemuan di Barbadaos yang ditengahi oleh Norwegia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement