Rabu 04 Sep 2019 02:00 WIB

Iran Tekan AS untuk Cabut Seluruh Sanksi

Iran hanya mau berunding soal kesepakatan nuklir jika AS mencabut seluruh sanksi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden Iran Hassan Rouhani
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Presiden Iran Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan negaranya tidak akan menggelar pembicaraan bilateral dengan Amerika Serikat (AS), kecuali jika AS mencabut seluruh sanksi yang diterapkan kepada Iran.

Jika AS mencabut sanksi, negara itu bisa bergabung dalam pembicaraan multilateral antara Iran dan pihak lainnya yang tergabung dalam kesepakatan nuklir Iran 2015 atau biasa disebut Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). 

Baca Juga

"Tidak ada keputusan yang diambil untuk menggelar pembicaraan dengan AS dan sudah ada banyak tawaran untuk itu tapi jawaban kami selalu negatif," kata Rouhani dalam membuka sidang parlemen yang disiarakan secara langsung di televisi, Selasa (3/9). 

Presiden AS Donald Trump memberlakukan 'tekanan maksimal' terhadap Iran. Ia menawarkan pemimpin Iran untuk bertemu dan menggelar pembicaraan tanpa ada syarat untuk mengakhiri ketegangan antara kedua negara. 

"Jika Amerika ingin mencabut semua sanksi seperti sebelumnya dapat bergabung dalam pembicaraan multilateran antara Iran dan pihak di kesepakatan 2015," kata Rouhani.  

Pada bulan lalu, Rouhani mengatakan tidak akan menggelar pembicaraan apa pun dengan AS sampai Negeri Paman Sam mencabut semua sanksi yang diterapkan setelah AS menarik diri dari JCPOA. Negara-negara Eropa yang tergabung dalam JCPOA mencoba untuk menenangkan kedua belah pihak. Mereka mencoba menyelamatkan JCPAO dengan melindungi perekonomian Iran dari sanksi-sanksi AS. 

Namun negara-negara Eropa pun telah memberi peringatan. Mereka hanya akan mendukung JCPOA jika Iran berkomitmen dengan kesepakatan tersebut. 

Iran meminta Eropa untuk mempercepat upaya mereka dan Rouhani menekankan Iran akan mengambil langkah selanjutnya dalam melanggar JCPOA kecuali Eropa menepati janji mereka untuk menyelamatkan kesepakatan itu. 

"Jika negara-negara Eropa dapat membeli minyak kmai atau memesannya dan kami bisa mengakses uang kami, maka situasinya akan mereda dan kami bisa mengimplementasikan kesepakatan sepenuhnya, selain itu kami akan mengambil langkah ketiga," kata Rouhani. 

JCPOA diraih pada masa jabatan Presiden Barack Obama. Kesepakatan yang dilakukan Iran dengan lima kekuatan dunia plus Jerman. Kesepakatan itu mengekang program nuklir Iran dan sebagai gantinya sebagian besar sanksi ekonomi terhadap mereka dicabut. 

Sejak bulan lalu Iran sudah menarik diri dari mematuhi kesepakatan itu. Mereka akan melakukan langkah selanjut pada 5 September mendatang, menekan Eropa untuk menepati janji mereka melindungi kepentingan Iran walaupun Negara Seribu Mullah itu sedang disanksi AS. 

Iran mengatakan langkah selanjutnya akan lebih 'kuat' lagi dan mungkin termasuk memperkaya uranium sampai 20 persen. Negara itu juga bisa menyalakan lagi mesin pemurnian uranium yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik atau senjata. Iran sudah meningkatkan pasokan air berat dan menambah tingkat pengkayaan uranium mereka sampai batas yang diizinkan JCPOA. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement