Sabtu 07 Sep 2019 11:05 WIB

Kapal Tanker Iran yang Diincar AS Tiba di Suriah

Adrian Darya-1 yang dikenal Grace-1 sudah berada di dekat pelabuhan Tartus.

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Kapal tanker Iran Grace 1 setelah ditahan oleh Royal Marine Inggris Juli lalu di Selat Gibraltar, selatan Spanyol, Selasa (13/8).
Foto: REUTERS/Jon Nazca
Kapal tanker Iran Grace 1 setelah ditahan oleh Royal Marine Inggris Juli lalu di Selat Gibraltar, selatan Spanyol, Selasa (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TARTUS -- Gambar satelit menunjukan kapal tanker Iran, Adrian Darya-1 yang sebelumnya dikenal Grace-1 sudah berada di dekat pelabuhan Tartus, Suriah. Sebelumnya diketahui, Amerika Serikat (AS) berusaha mendapatkan dan menyita kapal itu.

Gambaran yang diambil dari Maxar Technologies pada Sabtu (7/9) menunjukkan kapal itu kini berada di Suriah. Pemerintah Iran belum mengumumkan kapal yang dibangun Hyundai Heavy Industries itu sudah sampai di sana.

Baca Juga

Kapal tersebut mematikan Sistem Identifikasi Otomatis sejak Senin (2/9) malam. Gambar terbaru ini serupa dengan foto hitam-putih yang dicicitkan penasihat keamanan Gedung Putih John Bolton sebelumnya.

"Siapa pun yang mengatakan Adrian Darya-1 tidak menujuk #Suriah sedang melakukan penyangkalan," tulis Bolton di Twitter.

Bersama Angkatan Laut Inggris, Pemerintah Gibraltar menyita kapal Iran Adrian Darya-1 pada bulan Juli lalu. Penyitaan dilakukan karena kapal tersebut dianggap melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Suriah.

Mereka membebaskannya setelah menerima janji dari Iran kapal tersebut tidak menuju Suriah. Pada Kamis (6/9) lalu Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi menawarkan satu juta dolar AS kepada kapten kapal Adrian Darya-1.

Kepala Iran Action Group Departemen Luar Negeri AS Brian Hook mengirimkan surat elektronil kepada kapten kapal tersebut. Memintanya untuk mengarahkan kapal Adrian Darya-1 ke wilayah tertentu sehingga AS dapat menyita kapal tersebut. 

Departemen Kehakiman AS yang mencoba menghalangi Gibraltar membebaskan kapal itu sudah mengeluarkan surat penyitaan. Laporan tentang uang yang ditawarkan ke kapten kapal pertama kali dilaporkan Financial Times.

"Kami sudah berusaha menjangkau beberapa kapten kapal serta perusahaan pelayaran," kata salah satu juru bicara Departemen Luar Negeri AS, seperti dilansir dari BBC.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement