Sabtu 31 Aug 2019 09:17 WIB

Brasil Kendalikan Kebakaran di Amazon

Brasil berada di bawah tekanan internasional untuk memadamkan kebakaran Amazon.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Marinir Bolivia berusaha memadamkan api belantara Amazon di wilayah Bolivia.
Foto: Juan Karita/AP
Marinir Bolivia berusaha memadamkan api belantara Amazon di wilayah Bolivia.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Pemerintah Brasil mengaku telah berhasil mengendalikan kebakaran di wilayah Amazon. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri negara itu, dalam sebuah pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Jumat (30/8).

Sebelumnya, Presiden Brasil Jair Bolsonaro bersama dengan putranya dan Menteri Luar Negeri Ernesto Araujo mengatakan akan melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan pemberian bantuan dalam menanggulangi kebakaran di Amazon. Bolsonaro mengatakan telah meminta Trump untuk membantu.

Baca Juga

Araujo dalam sebuah wawancara mengatakan kebakaran yang terjadi sebenarnya bukanlah alasan mempromosikan campur tangan internasional atas Amazon. Namun, ia mengatakan Brasil secara terbuka akan bekerja sama dengan negara-negara lain untuk menanggulangi masalah.

“Kebakaran yang ada saat ini telah ditanggulangi dan kami berhasil memadamkan sebagian besar kebakaran,” ujar Araujo dilansir TVNZ, Sabtu (31/8).

Meski demikian, Araujo menggarisbawahi pertemuan dengan Trump tidak memunculkan bantuan khusus dari AS. Dari pertemuan itu nampaknya ada bahasan Bolsonaro tengah mempertimbangkan sang putra yang juga anggota Kongres Brasil, Eduardo Bolsonaro menjadi duta besar untuk AS. Namun, hal itu perlu disetujui terlebih dahulu oleh majelis tinggi.

Sebelumnya, Brasil menolak bantuan senilai 22 juta dolar AS dari negara-negara yang tergabung dalam G7 untuk menanggulangi kebakaran Amazon. Penolakan datang menyusul pertengkaran antara Bolsonaro dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Saat itu, ia mengatakan bahwa pemerintahannya telah menjadi sasaran kampanye kotor para kritikus, terutama dengan adanya kritik luas dari banyak pemimpin negara Eropa lainnya.

“Seluruh Eropa tidak memiliki pelajaran apapun untuk disampaikan kepada kami terkait masalah pelestarian lingkungan,” ujar Bolsonaro.

Brasil mendapatkan tekanan internasional, akibat kebakaran besar di Amazon dalam satu pekan terakhir dan masih berlangsung hingga saat ini. Pemerintah negara itu dituntut melakukan tindakan yang lebih berarti untuk menanggulangi insiden di hutan hujan yang menghasilkan 20 persen oksigen bagi bumi.

Brazil memiliki sekitar 60 persen dari keseluruhan Amazon, yang meliputi area seluas 5.500.000 kilometer persegi di Amerika Selatan. Dengan demikian, degradasi hutan hujan ini dapat memiliki konsekuensi besar bagi iklim dan curah hujan global.

Sepanjang tahun ini, tercatat lebih dari 80 ribu kebakaran terjadi di Amazon. Jumlah itu meningkat sebanyak 77 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018.

Bolsonaro, yang mendapat tekanan internasional secara luas akibat kebakaran Amazon sempat mengatakan alokasi lahan masa lalu untuk masyarakat adat yang banyak diantaranya hidup di hutan hujan tersebut, telah bertindak berlebihan. Sekitar 14 persen dari Brasil adalah wilayah adat, daerah yang luas untuk populasi yang relatif kecil.

Meski demikian, sejumlah pemimpin masyarakat adat justru mengatakan komunitas mereka di bawah tekanan melakukan ekspansi pertanian dan peternakan. Mereka juga mengeluhkan pihak berwenang Brasil selama ini hanya melakukan sedikit upaya menegakkan hukum lingkungan.

Bolsonaro  pada awalnya juga mengatakan kelompok atau organisasi non-pemerintah membuat kebakaran di Amazon untuk mencoba merusak kredibilitas pemerintahannya. Meski demikian, tidak ada bukti yang ia berikan terkait tuduhan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement