Ahad 01 Sep 2019 00:11 WIB

Korut Nilai Komentar Menlu AS Provokatif

Korut menilai pernyataan Pompeo bisa membahayakan perundingan nuklir Korut.

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump bertemu di Panmunjong di Zona Demiliterisasi, Ahad (30/6).
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump bertemu di Panmunjong di Zona Demiliterisasi, Ahad (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sebuah pernyataan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo tentang perilaku memperdaya Korea Utara (Korut) baru-baru ini akan membuat pembicaraan dengan AS menjadi lebih sulit.

Kantor berita Korut KCNA, Sabtu (31/8), mengutip komentar wakil menteri luar negerinya, Choe Son Hui, tentang pernyataan Pompeo tersebut. "Kami menyadari perilaku Korut yang memperdaya tidak dapat diabaikan," kata Pompeo pada Selasa, ketika berbicara di Konvensi Nasional Legiun Amerika di negara bagian Indiana.

Baca Juga

Choe mengatakan komentar Pompeo tersebut tidak masuk akal dan provokatif. "Pompeo telah melangkah sejauh ini dalam penggunaan bahasanya dan itu membuat pembukaan negosiasi yang diharapkan untuk tingkat kerja Korut-AS menjadi lebih sulit," kata Choe dalam pernyataannya.

Choe juga memperingatkan harapan Korut melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat secara berangsur-angsur menghilang dan negara itu didorong menguji kembali semua langkahnya. "AS lebih baik tidak menguji kesabaran kami lagi dengan pernyataan seperti itu yang menjengkelkan kami jika tidak ingin ada penyesalan yang pahit setelah itu," kata Choe.

Korut telah meningkatkan kritiknya terhadap Pompeo belakangan ini. Korut menyebutnya sebagai racun keras kepala dan menimbulkan keraguan pada upaya memulai kembali pembicaraan.

Negosiasi yang bertujuan membongkar program nuklir dan rudal Korut telah macet sejak pertemuan puncak kedua yang gagal antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di ibu kota Vietnam, Hanoi pada Februari. Trump dan Kim bertemu lagi pada bulan Juni di perbatasan antar-Korea dan sepakat membuka kembali negosiasi tingkat kerja, tetapi itu belum terjadi.

Sejak KTT Vietnam, Korut telah menuntut agar Pompeo diganti dengan orang yang lebih dewasa sambil memuji hubungan yang dibangun antara Kim dan Trump. Korut menembakkan serangkaian rudal jarak pendek dalam beberapa pekan terakhir sebagai protes terhadap latihan militer gabungan AS-Korea Selatan dan adopsi senjata baru, yang mempersulit pembukaan kembali perundingan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement