Rabu 11 Sep 2019 08:54 WIB

Abbas Ancam Akhiri Perjanjian Jika Israel Caplok Tepi Barat

Netanyahu ingin mengambil wilayah di Tepi Barat jika menang pemilu.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: AP Photo/Richard Drew
Presiden Palestina Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmud Abbas menyatakan jika Israel mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki, maka semua perjanjian yang telah ditandatangani dengan Israel berakhir. Hal itu disampaikan Abbas sebagai peringatan untuk Israel.

"Semua perjanjian dan kewajiban yang dihasilkannya akan berakhir jika pihak Israel mencaplok Lembah Yordan, Laut Mati utara, dan bagian mana pun dari wilayah Palestina yang diduduki pada 1967," kata Mahmud Abbas dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan WAFA, dikutip Anadolu Agency, Rabu (11/9).

Baca Juga

Abbas menyampaikan pernyataan tersebut untuk menanggapi pengumuman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya yang mengatakan bakal mencaplok Lembah Yordan dan sejumlah permukiman jika ia menang pada pemilihan Israel pekan depan. Abbas menekankan bahwa Palestina memiliki hak untuk membela hak-haknya sendiri dan mencapai tujuannya dengan segala cara yang tersedia. "Terlepas dari konsekuensinya," tutur Abbas seraya menambahkan pernyataan Netanyahu bertentangan dengan resolusi PBB dan hukum internasional.

Netanyahu sebelumnya menuturkan bahwa Israel akan memberlakukan kedaulatannya di Lembah Yordan dan pemukiman lainnya di Tepi Barat yang diduduki jika ia memenangkan pemilihan Israel 17 September. Sekitar 650 ribu orang Yahudi Israel saat ini tinggal di lebih dari 100 permukiman yang dibangun sejak 1967, ketika Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Palestina menginginkan wilayah tersebut, termasuk Jalur Gaza, untuk pembentukan negara Palestina di masa depan.

Hukum internasional memandang Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai wilayah pendudukan dan menganggap semua kegiatan pembangunan permukiman Yahudi di sana sebagai ilegal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement