Rabu 21 Aug 2019 17:39 WIB

Dituding Donald Trump tak Loyal, Kelompok Yahudi di AS Marah

Kantor PM Israel Benjamin Netanyahu menolak mengomentari kritikan Trump.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Orang Yahudi dan bendera AS.ilustrasi
Foto: nleresource.com
Orang Yahudi dan bendera AS.ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengkritik orang-orang Yahudi di negaranya yang dianggap tidak setia jika memilih Partai Demokrat. Kelompok-kelompok Yahudi di AS marah dengan pernyataan Trump, namun pemerintah Israel yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintahan Trump menahan diri untuk tidak berkomentar.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak mengomentari pernyataan Trump. Sementara, Menteri Energi Israel Yuval Steinitz mengatakan kepada Reshet Bet Radio bahwa Israel tidak boleh ikut campur dalam perselisihan politik di AS.

Baca Juga

“Kita tidak boleh ikut campur dalam perselisihan politik di AS. Kami menjaga hubungan baik dengan Demokrat dan Republik dan kami harus terus melakukannya. Kami memiliki pendukung dan teman di kedua partai, di antara Demokrat dan Republik, Yahudi dan non-Yahudi dan kami merangkul mereka semua," ujar Steinitz, Rabu (21/8).

Kelompok liberal Yahudi-Amerika, J Street mengatakan dalam sebuah pernyataan, kritikan Presiden Trump sangat memalukan karena menuding komunitas Yahudi Amerika tidak cerdas dan tidak loyal. Menurut kelompok tersebut, rasisme Presiden Trump sudah semakin meluas ke komunitas Yahudi.

"Tidak mengherankan, rasisme presiden tidak hanya menyerang perempuan atas dasar warna kulit saja di Kongres, namun kini telah beralih kepada komunitas Yahudi," ujar J Street dalam pernyatannya.

Sementara itu, Komite Yahudi Amerika (AJC) mengatakan, komentar Presiden Trump dapat memecah belah kelompok. CEO AJC David Harris menilai, kritikan tersebut tidak pantas dilontarkan oleh petinggi negara. 

“Yahudi Amerika  sama seperti semua orang Amerika, memiliki berbagai pandangan politik dan prioritas kebijakan. Penilaian dia (Trump) atas pengetahuan atau 'kesetiaan' mereka, berdasarkan preferensi partai mereka sangat tidak pantas, tidak disukai, dan benar-benar berbahaya,” kata Harris. 

Pernyataan Trump datang di tengah perseteruannya dengan anggota Kongres AS Ilhan Omar dan Rashida Tlaib yang merupakan politisi Demokrat, serta Muslim. Selama ini, Trump memiliki kedekatan dengan Israel. 

“Ke mana perginya Partai Demokrat? Ke mana mereka pergi ke mana mereka membela kedua orang ini atas negara Israel? Jadi saya pikir orang Yahudi yang memilih Demokrat maka mereka menunjukkan kurangnya pengetahuan atau ketidaksetiaan yang besar," ujar Trump. 

Atas desakan Trump, pekan lalu Israel mengeluarkan larangan perjalanan bagi Omar dan Tlaib untuk pergi ke negara di Timur Tengah itu. Namun, Israel kemudian menyetujui kunjungan Tlaib yang bersifat kemanusiaan kepada neneknya yang tinggal di Tepi Barat.

Meski demikian, Tlaib menolak hal itu. Ia mengatakan sang nenek mendesak dirinya untuk tidak datang, dalam keadaan yang dianggap memalukan tersebut.

Trump juga pernah mengatakan bahwa Omar adalah bencana bagi orang-orang Yahudi. Meski demikian, komentar tersebut dengan cepat dikecam oleh organisasi Yahudi-Amerika. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement