Selasa 17 Sep 2019 00:23 WIB

Kuwait Selidiki Drone Houthi yang Melintasi Wilayah Udaranya

Drone tersebut memasuki wilayah udara Kuwait.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Nashih Nashrullah
Drone (ilustrasi)
Foto: DEFENCE IMAGES
Drone (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY – Kuwait dilaporkan tengah menyelidiki laporan bahwa sebuah pesawat tak berawak atau drone berada di wilayah udaranya dan terbang di atas Istana Kerajaan Kuwait pada hari yang sama dengan insiden drone yang mengenai fasilitas minyak Arab Saudi, Sabtu (14/9). 

Laporan-laporan media mengatakan, bahwa drone melakukan pergerakannya ke selatan dari Irak ke ladang minyak timur Arab Saudi, dan melakukan perjalanan di atas laut atau melalui wilayah udara Kuwait. 

Baca Juga

Surat kabar Kuwait Al-Rai mengatakan, bahwa pada dini hari Sabtu, sebuah pesawat tak berawak seukuran mobil kecil turun hingga ketinggian sekitar 250 meter di atas istana, sebelum menyalakan lampu dan terbang jauh. 

"Para pejabat keamanan telah memulai penyelidikan yang diperlukan mengenai pesawat tak berawak yang terlihat terbang di atas wilayah pantai Kota Kuwait," katanya seperti dilansir Aljazirah, Senin (16/9).  

Ketegangan di Timur Tengah meningkat usai serangan drone pada dua fasilitas minyak utama di Saudi yang diklaim pemberontak Houthi di Yaman. 

Serangan menjelang fajar pada Sabtu menjatuhkan lebih dari setengah produksi minyak mentah dari eksportir utama dunia atau lima persen dari pasokan minyak global serta memangkas produksi sebesar 5,7 juta barel per hari.  

Pemberontak Houthi Yaman yang mengklaim serangan tersebut, memperingatkan Saudi bahwa target mereka akan terus berkembang. 

Namun, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh Iran berada di balik serangan itu, tanpa memberikan bukti apa pun. Klaim itu pun segera dibantah oleh Teheran. 

Menurut Teheran, tuduhan itu dimaksudkan untuk membenarkan tindakan terhadapnya, dan merupakan tuduhan yang tak berdasar.  

Sementara itu, Saudi telah berjanji untuk menghadapi dan menangani agresi teroris ini. Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan kemungkinan tindakan militer setelah Riyadh menyimpulkan penyelidikan atas serangan tersebut.

   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement