Senin 16 Sep 2019 17:46 WIB

Perusahaan Malaysia Konfirmasi Kebakaran Lahannya di Riau

Kebakaran terhadi di lahan yang dikelola anak perusahaan KLK.

Red: Nur Aini
Sejumlah kapal terparkir di pelabuhan rakyat sungai Siak ketika kabut asap pekat dampak dari kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Sejumlah kapal terparkir di pelabuhan rakyat sungai Siak ketika kabut asap pekat dampak dari kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perusahaan perkebunan Kuala Lumpur Kepong Bhd (KLK) telah mengonfirmasi bahwa ada kebakaran hutan di salah satu perkebunannya di Riau, Indonesia.

Kebakaran berdampak pada 2,8 hektare di perkebunan seluas 14.400 hektare, yang dikelola oleh anak perusahaannya PT Adei Plantation and Industry. Perusahaan perkebunan juga mengonfirmasi bahwa 4,25 hektare perkebunan, termasuk area isolasi, telah ditutup untuk penyelidikan oleh otoritas Indonesia.

Baca Juga

"Titik panas terjadi selama musim kemarau akut yang parah di mana hujan hanya tercatat dua dari 60 hari terakhir," kata KLK dilansir dari The Star, Senin (16/9).

"Itu berhasil dipadamkan pada hari yang sama melalui upaya 120 personel pemadam kebakaran kami sendiri, dibantu oleh 11 excavator dan pompa Shibaura (air pemadam kebakaran portabel)," kata KLK.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya Bakar mengatakan, sebidang tanah milik PT Adei di Kabupaten Pelalawan di Riau ditutup pada Rabu (11/9). Ia mengungkapkan, timnya juga sedang mengumpulkan data perusahaan Malaysia dan Singapura lainnya, yang tanahnya juga terbakar.

KLK mengatakan PT Adei akan terus memberikan dukungan penuh kepada kementerian dalam penyelidikan. "PT Adei adalah Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan perusahaan bersertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), dan mematuhi persyaratan ketat dari lembaga sertifikasi ini, yang mencakup tidak ada pembakaran," sebut KLK.

Ini bukan pertama kalinya PT Adei mengalami masalah dengan pihak berwenang atas kebakaran hutan. Pada 2014, PT Adei didenda Rp 1,5 miliar. Sementara manajer umum perusahaan itu, seorang warga Malaysia, dijatuhi hukuman penjara satu tahun karena menyebabkan kebakaran hutan di Indonesia yang menyebabkan kabut asap hebat di Malaysia dan Singapura. Ia juga didenda Rp 2 miliar.

Pada Jumat (13/9), Sime Darby Plantation Bhd (SDP) dan IOI Corporation Bhd membantah laporan berita asing, yang mengklaim bahwa pemerintah Indonesia telah menutup tanah anak perusahaannya atas dugaan kebakaran di tengah masalah kabut.

Dalam sebuah pernyataan, SDP mengatakan kebakaran pada 3 September terjadi di luar area operasional PT Sime Indo Agro (PT Sia), yang merupakan bagian dari Minamas Group, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh SDP di Indonesia. "Insiden kebakaran baru-baru ini berada di luar area operasional PT SIA dan pada kenyataannya, terletak di tanah yang ditempati oleh masyarakat setempat," katanya.

Siti Nurbaya menyatakan setidaknya empat perusahaan kelapa sawit, yang tanahnya telah ditutup merupakan anak perusahaan dari grup Malaysia. Perusahaan tersebut di antaranya Sime Indo Agro yang berbasis di Kalimantan Barat, yang merupakan unit dari Perkebunan Sime Darby, dan Sukses Karya Sawit, unit dari IOI Corp. Kemudian unit TDM Bhd Rafi Kamajaya Abadi dan Adei Plantation and Industry yang berbasis di Riau, sebuah unit KLK.

Secara terpisah, IOI membantah tuduhan yang ditujukan terhadap perusahaan oleh pihak berwenang Indonesia. Perusahaan Malaysia dilaporkan telah menerapkan sistem pengawasan dan sumber daya khusus untuk memadamkan api dengan batasannya.

Menteri Industri Malaysia, Teresa Kok mengatakan, ia prihatin dengan penutupan tanah milik anak perusahaan dari empat perusahaan. Ia mengungkapkan, klaim pihak berwenang Indonesia tentang masalah kebakaran merupakan tuduhan serius, karena perusahaan-perusahaan tersebut bereputasi. Ia menyampaikan, dirinya akan berbicara dengan mitranya dari Indonesia untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cepat dan damai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement