Kamis 19 Sep 2019 08:36 WIB

Saudi Beberkan Bukti Iran Pelaku Serangan Fasilitas Minyak

Saudi menunjukkan puing 18 drone dan tujuh rudal jelajah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Juru bicara militer Arab Saudi Kolonel Turki al-Malki menunjukkan puing yang ia sebut rudal jelajah dan drone Iran yang digunakan menyerang fasilitas minyak Saudi di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (18/9).
Foto:
Militer Arab Saudi menunjukkan puing yang mereka sebut rudal jelajah dan drone milik Iran yang digunakan menyerang fasilitas minyak Aramco di Abqaiq dan Khurais dalam konferensi pers di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (18/9).

Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi Iran atas pengumuman Saudi tersebut. Kantor berita IRNA sebelumnya melaporkan Iran telah mengirim nota diplomatik.

"Jika tindakan apa pun dilakukan terhadap Iran, tindakan itu akan segera dihadapkan pada jawaban Iran," demikian sebut nota diplomatik. Dari Reuters mengutip penasihat presiden Iran mengatakan, rapat oleh Saudi menunjukkan Saudi tidak tahu apa pun tentang serangan itu. Seorang juru bicara Houthi Yaman mengatakan citra satelit yang Saudi jelaskan rekayasa semata dan kerusakan fasilitas Saudi telah dikecilkan. Sementara itu, juru bicara militer Brigjen Yahya Sarea menekankan kembali pasukan Houthi berada di balik serangan. Dia merinci jenis dan jangkauan rudal dan drone yang bisa mereka gunakan.

Pemberontak Houthi yang bersebelahan dengan Iran mengklaim berada di balik serangan itu. Iran membantah keterlibatan dan memperingatkan akan membalas serangan yang menargetkan itu.

Amerika Serikat (AS) bersikukuh dengan tuduhan Iran berada di balik serangan itu. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, setelah tiba di Arab Saudi, serangan di dua kilang minyak Saudi adalah tindakan perang.

Abqaiq dijalankan oleh perusahaan minyak negara Saudi, Aramco. Sedangkan Khurais adalah ladang minyak terbesar di Saudi. Keduanya dihantam drone dini hari Sabtu lalu.

Milisi Houthi telah berulang kali meluncurkan roket, rudal, dan pesawat nirawak di daerah-daerah berpenduduk di Arab Saudi. Houthi berada dalam konflik dengan koalisi yang dipimpin Saudi yang mendukung seorang presiden yang dipaksa pemberontak ketika konflik Yaman meningkat pada Maret 2015.

Sementara, Iran adalah saingan regional Arab Saudi dan penentang AS, yang menarik diri dari perjanjian yang bertujuan membatasi program nuklir Iran setelah Trump mengambil alih kekuasaan. Ketegangan AS-Iran meningkat tajam tahun ini.

AS mengatakan Iran berada di belakang serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk pada Juni dan Juli, serta pada empat lainnya pada Mei. Namun, Iran berulang kali menolak tuduhan kedua kasus itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement