Ahad 25 Aug 2019 08:45 WIB

Rakyat Malaysia Diminta Move On dari Zakir Naik

Komentar rakyat tentang Zakir Naik dinilai hanya akan memperburuk keadaan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Indira Rezkisari
Ulama asal India Zakir Naik.
Foto: ANTARA
Ulama asal India Zakir Naik.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Warga Malaysia diminta melanjutkan hidupnya atau  'move on' ketimbang terus memikirkan pernyataan kontroversial Dr Zakir Naik. Demikian kata Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq Abdul Rahman.

Pernyataannya keluar kurang dari seminggu setelah Syed Saddiq sendiri menyerukan sang ustaz dideportasi karena pidato-pidatonya yang memicu kecaman.

Baca Juga

“Tidak ada yang bebas dari melakukan kesalahan.  Dr Zakir Naik telah meminta maaf. Saya sendiri telah melakukan kesalahan berkali-kali dan kami harus menerima teguran dengan hati terbuka. Tidak perlu memperburuk keadaan. Ayo move on. Negara ini membutuhkan penyembuhan!"

Dia melanjutkan dengan berkata Malaysia adalah negara multi-ras dan multi-agama. "Moderasi atas ekstremisme. Persatuan kita adalah kekuatan kita. Setiap ras telah memberikan kontribusi mereka sendiri.  Mereka semua warga negara Malaysia seperti saya. Bersatu dalam perbedaan.  Lebih kuat, bersama, selamanya,” kata Syed Saddiq di akun Twitter dan Instagramnya, dilansir dari Malay Mail, Ahad (25/8).

Foto-foto Syed Saddiq sedang makan malam dengan Zakir Naik telah diunggah di Twitter dan Instagram.

Sebelumnya, menteri termuda Malaysia ini telah bergabung dengan barisan rekan-rekan kabinetnya termasuk Menteri Komunikasi dan Multimedia Gobind Singh, Menteri Sumber Daya Manusia M. Kulasegaran dan Menteri Air, Tanah dan Sumber Daya Alam A. Xavier Jayakumar, menuntut deportasi Dr Zakir. Dia mengatakan kepada wartawan melalui grup WhatsApp resmi kementeriannya untuk media bahwa serangan terhadap China dan India adalah serangan terhadap semua orang Malaysia.

"Konyol bahkan berpikir bahwa sesama warga Malaysia saya adalah 'tetamu' saya. Mereka adalah keluarga saya, demi Tuhan. Cukup sudah," kata anggota parlemen Muar pada 14 Agustus lalu, menggunakan referensi Melayu untuk tamu.

Dr Zakir dalam pidatonya di Kelantan diduga menuduh umat Hindu Malaysia lebih loyal kepada Perdana Menteri India Narendra Modi daripada Mahathir Mohamad. Ia diduga mengatakan "tamu" China harus kembali ke China.

Sikap baru Syed Saddiq digaungkan oleh rekan partai PPBM-nya Mohd Rafiq Naizamohideen yang membuat seruan untuk berhenti menekan Dr Mahathir mendeportasi Dr Zakir ke India.

Dia mengatakan semua pemimpin partai komponen Pakatan Harapan (PH) seperti Wakil Kepala Menteri Penang II P Ramasamy harus menghormati keputusan perdana menteri tentang masalah ini.

“Tekanan yang meningkat terhadap perdana menteri dan pemerintah hanya akan memperburuk situasi dan menyebabkan ketegangan ras dan agama di negara ini. Semua orang harus menyerahkan masalah ini pada kebijaksanaan perdana menteri dan polisi untuk menyelesaikan masalah ini," kata Mohd Rafiq.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement