Jumat 20 Sep 2019 22:11 WIB

Iran Pertanyakan Rencana Koalisi Perdamaian AS

Di saat yang bersamaan AS juga mengancam Iran.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Mohammad Javad Zarif,
Foto: News
Mohammad Javad Zarif,

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mempertanyakan rencana Amerika Serikat (AS) membentuk koalisi 'resolusi perdamaian di Timur Tengah. Sebab di saat yang bersamaan AS juga mengancam Iran.

"Koalisi untuk Resolusi Perdamaian?" cicit Zarif di Twitter, Jumat (20/9).

Cicitannya itu disertai delapan inisiatif diplomasi Iran dari tahun 1985 sampai 2019. Antara lain inisiatif Keamanan di Teluk Persia 1985, Dialog Antar Peradapan 1997, Dunia Melawan Kekerasan 2013, Rencana Perdamaian Suriah 2013, Forum Dialog Regional 2014, Rencana Perdamaian Yaman 2015, Proses Astana 2017 dan Pakta Non-Agresi Regional 2019.

Pada Kamis (19/9) AS mengatakan akan membangun koalisi untuk menangkal ancaman Iran. Setelah AS dan Arab Saudi menuduh Negeri Seribu Mullah itu terlibat dalam serangan kilang dan pabrik pengolahan minyak milik perusahaan Arab Saudi, Aramco. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan AS sedang berubaha membangun koalisi. Tujuannya untuk meraih perdamaian dan resolusi damai.

Dalam cicitannya yang lain Zarif menuduh AS lebih mengutamakan nilai minyak daripada manusia di Timur Tengah. Zarif akan datang ke New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB dengan pemimpin-pemimpin dunia lainnya.

"Darah Arab vs Minyak Arab /agenda utama kebijakan AS: pengeboman tanpa pandang bulu selama 4 tahun di Yaman, 100 ribu rakyat Yaman tewas, 20 juta orang malnutrisi, 2,3 juta kasus kolera," cicit Zarif.

Ia menyinggung serangan pemberontak Yaman ke tempat penyimpanan minyak di Arab Saudi yang menurut AS sebuah 'aksi perang' yang tidak dapat diterima. Zarif membahas tentangan serangan 14 September.

Iran membantah terlibat dalam serangan itu. Teheran mengatakan serangan tersebut dilakukan kelompok Houthi yang berperang melawan Koalisi Arab Saudi di Yaman sejak tahun 2015.

Stasiun televisi Iran melaporkan mulai Jumat ini Zarif akan melakukan perjalanannya ke New York. Setelah sebelumnya PBB mengonfirmasi AS sudah memberikan izin visa Zarif dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement