Sabtu 21 Sep 2019 13:40 WIB

AS Kirim Pasukan ke Arab Saudi

Trump mengaku ingin menghindari perang secara langsung dengan Iran.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper, 4 Agustus 2019.
Foto: AP Photo/Rick Rycroft
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper, 4 Agustus 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon mengumumkan akan mengerahkan pasukan tambahan dan peralatan pertahanan rudal ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Artinya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menahan opsi serangan militer untuk membalas serangan ke industri minyak Arab Saudi.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan ini langkah pertama untuk memperkuat keamanan dan ia tidak mengesampingkan langkah-langkah tambahan, Sabtu (21/9). Kepala Staf Gabungan militer AS Joseph Dunford mengatakan penjelasan tentang pengerahan pasukan dan peralatan militer ini akan disampaikan dalam beberapa hari kedepan.

Baca Juga

Dunford mengatakan pengerahan pasukan ini tidak melibatkan ribuan pasukan. Pejabat lainnya mengatakan pengarahan pasukan ini mungkin hanya melibatkan beberapa ratus pasukan dan peralatan militer yang dikirim ke Timur Tengah, kemungkinan termasuk sistem pertahanan Patriot dan radar.

Pengerahan pasukan dan peralatan militer ini diumumkan setelah Trump mengatakan menunjukan kemampuan menahan diri 'menunjukkan lebih banyak kekuatan' dibandingkan meluncurkan serangan militer. Ia ingin menghindari perang secara langsung dengan Iran. 

Sebagai gantinya ia menerapkan sanksi baru ke bank sentral Iran. Ia juga mengatakan hal yang paling mudah adalah meluncurkan serangan militer.

photo
Juru bicara militer Arab Saudi Kolonel Turki al-Malki menunjukkan puing yang ia sebut rudal jelajah dan drone Iran yang digunakan menyerang fasilitas minyak Saudi di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (18/9).

"Saya pikir pendekatan orang kuat dan hal yang menunjukan kekuatan akan menunjukan sedikit menahan diri, jauh lebih mudah melakukan hal yang lain, dan Iran tahu jika perilaku mereka buruk, mereka meminjam waktu," kata Trump saat bertemu dengan Perdana Menteri Australia Scoot Morison, Jumat (20/9). 

Kepada wartawan, Dunford mengatakan peralatan dan pasukan tambahan ini. Dapat meningkatkan kesempatan Arab Saudi untuk menangkal serangan udara yang tidak biasa.

"Tidak ada sistem yang mampu bertahan melawan ancaman seperti itu, tapi kapabilitas sistem pertahanan berlapis akan mengurangi resiko drone berlapis atau serangan lain yang mungkin datang dari Iran," katanya.

AS belum menunjukkan bukti kuat Iran yang bertanggung jawab atas serangan ke dua infrastruktur minyak Arab Saudi pada 14 September lalu. Saat ini penyelidikan tentang serangan itu masih dilakukan. Tapi pada Jumat kemarin Esper mengatakan drone dan rudal jelajah yang digunakan dalam serangan 14 September diproduksi oleh Iran.

"Serangan 14 September terhadap fasilitas minyak Arab Saudi menunjukkan drastisnya eskalasi agresi Iran," kata Esper.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement