Rabu 18 Sep 2019 09:24 WIB

Aktivis Hong Kong Merapat ke Kongres AS

Mereka meminta dukungan AS untuk membela hak-hak sipil warga Hong Kong.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Aktivis Hong Kong Joshua Wong (kiri) dan aktivis sekaligus penyanyi Denise Ho memberikan penjelasan kepada Kongres AS di Capitol Hill, Washington, Selasa (17/9).
Foto: AP Photo/Jacquelyn Martin
Aktivis Hong Kong Joshua Wong (kiri) dan aktivis sekaligus penyanyi Denise Ho memberikan penjelasan kepada Kongres AS di Capitol Hill, Washington, Selasa (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para tokoh gerakan protes pro-demokrasi Hong Kong meminta secara langsung dukungan pada anggota parlemen Amerika Serikat (AS). Tujuannya meminta AS menekan China dan memperingatkan erosi status khusus kota akan memberanikan para pemimpin China di seluruh dunia.

Dalam kehadiran yang cenderung membuat marah China, para aktivis muda yang berada di garis depan protes massa Hong Kong memberikan penjelasan di depan komisi kongres di Washington. Mereka meminta dukungan bagi undang-undang AS yang bertujuan membela hak-hak sipil warga Hong Kong.

Baca Juga

"Ini bukan permintaan seperti 'campur tangan asing' atau untuk kemerdekaan Hong Kong," kata artis Cantopop, Denise Ho, yang musiknya dilarang di daratan China seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (18/9).

"Ini adalah permohonan untuk hak asasi manusia secara luas dan universal. Ini adalah permohonan untuk demokrasi. Ini adalah permohonan kebebasan memilih," katanya. Ho mengatakan, tindakan keras China di Hong Kong adalah ujian bagi semua yang percaya pada dunia yang bebas, terbuka, dan sipil.

"Jika Hong Kong jatuh, maka akan dengan mudah menjadi batu loncatan bagi rezim totaliter China untuk mendorong aturan dan prioritasnya ke luar negeri, memanfaatkan kekuatan ekonominya untuk menyamakan orang lain dengan nilai-nilai komunis mereka," katanya.

Sidang di Dewan beragendakan pemeriksaan proposal yang akan mengakhiri status perdagangan khusus Hong Kong kecuali Kementerian Luar Negeri setiap tahun menyatakan otoritas Hong Kong menghormati hak asasi manusia dan supremasi hukum. "China seharusnya tidak memiliki keduanya, menuai semua manfaat ekonomi dari posisi Hong Kong di dunia sambil menghapus identitas sosial politik kami," kata Joshua Wong (22 tahun) yang telah menjadi wajah khas dari protes tersebut.

"Ketika saya berbicara, Hong Kong berdiri di titik kritis. Taruhannya tidak pernah lebih tinggi," katanya.

Wong juga memperingatkan Presiden China Xi Jinping akan mengambil tindakan lebih keras sebelum peringatan 70 tahun komunis China bulan depan. Wong memperingatkan bayi yang lahir hari ini akan berusia 28 tahun pada 2047. Tahun itu adalah janji China dengan penguasa kolonial Inggris mengizinkan satu negara, dua sistem berakhir.

"Batas waktu itu lebih dekat dengan kita daripada yang terlihat, tidak ada jalan kembali. Saya berharap sejarawan akan merayakan Kongres AS karena telah berdiri di sisi Hong Kong, sisi hak asasi manusia dan demokrasi," katanya.

Para pengunjuk rasa Hong Kong telah berkumpul di luar konsulat AS dalam upaya untuk mendapatkan dukungan internasional. Pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengambil sikap rendah hati. Dari sikapnya tersebut, beberapa analis menilai sikap AS menyiratkan China untuk menyebut para pemrotes sebagai agitator asing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement