Selasa 10 Sep 2019 10:22 WIB

Qatar Bangun Gaza Palestina Rp 420 Miliar dalam Sebulan

Qatar membayar 10 juta dolar AS untuk bahan bakar listrik.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Seorang anak Palestina berdiri di depan rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina.
Foto: EPA/Mohammaed Saber
Seorang anak Palestina berdiri di depan rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA –- Ketua Komite Qatar untuk Rekonstruksi Gaza Mohammed al-Emadi menuturkan saat ini negaranya menghabiskan sekitar 30 juta dolar AS atau Rp 420 miliar (kurs Rp 14 ribu per dolar AS) dalam sebulan untuk Gaza. Dari jumlah itu, Qatar membayar 10 juta dolar AS untuk membeli bahan bakar guna menghasilkan listrik.

"Seratus dolar AS masing-masing untuk 100 ribu keluarga miskin di Gaza. Sisanya digunakan untuk membiayai proyek ekonomi kecil," kata dia dalam wawancara dengan Aljazirah, Senin (9/9) waktu setempat.

Baca Juga

Dalam kondisi di mana Israel dan Palestina berkonflik, al-Emadi mengungkapkan, Mesir adalah pihak yang mendapat keuntungan finansial dari keadaan tersebut. Gaza mengimpor lebih dari 45 juta dolar AS produk dari Mesir dalam sebulan.

Di luar itu, al-Emadi memaparkan, intelejen dan tentara Mesir menghasilkan sekitar 15 juta dolar AS karena komisi yang mereka hasilkan untuk produk-produk utama yang diimpor seperti bahan bakar, rokok, dan gas memasak. Sedangkan Hamas menghasilkan sekitar 12 juta dolar AS dari pajak yang dikenakan pada impor.

"Sisanya adalah nilai aktual produk. Orang-orang Palestina di Gaza adalah korban sebenarnya dari blokade Israel-Mesir dan fragmentasi politik intra-Palestina," katanya.

Al-Emadi juga bicara soal listrik yang banyak dikeluhkan oleh warga Gaza. Menurut dia, di atas kertas, Gaza memiliki total 200 megawatt yang dipasok melalui jalur Israel dan pembangkit listrik komersial yang dioperasikan dan dibiayai melalui hibah bahan bakar Qatar senilai 10 juta dolar AS.

"Kami saat ini sedang bernegosiasi dengan perusahaan listrik Israel adalah untuk membangun sistem saluran listrik 161-kilowatt yang dapat menghilangkan saluran tegangan menengah saat ini yang datang dari Israel," ujar dia.

Sistem saluran bertegangan tinggi ini akan meningkatkan kapasitas pembelian listrik yang dapat dilakukan Gaza dari Israel. "Meskipun sistem 161-kw akan memungkinkan Gaza untuk meningkatkan kapasitas pasokan listriknya, tetapi hanya sebanyak infrastruktur listrik terbatas yang dapat bertahan," ujarnya.

Al-Emadi mengatakan, Qatar menikmati hubungan yang sangat baik dengan Israel dan Palestina. Meski dia mengakui itu tidak mudah. "Kehadiran kami telah memfasilitasi ketenangan di perbatasan dengan Gaza meskipun kadang-kadang terjadi kekerasan. Kami sangat dihormati oleh keduanya," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement