Kuwait
Orang-orang tanpa kewarganegaraan disebut Bidoon, kependekan dari 'Bidoon Jinsiya', yang artinya dalam bahasa Arab 'tanpa kewarganegaraan'. Menurut hasil pelacakan, beberapa di antara mereka merupakan keturunan suku-suku nomaden, yang pada suatu waktu berpindah-pindah secara bebas di kawasan Teluk.
Ada sekitar 92 ribu Bidoon di Kuwait, menurut data PBB. Namun, beberapa pihak memperkirakan jumlah itu lebih besar. Orang-orang Bidoon kerap dihalangi untuk mendapatkan pendidikan gratis, layanan kesehatan, dan banyak jenis pekerjaan.
Nepal
Kendati Nepal mengatakan tidak memiliki penduduk yang tanpa kewarganegaraan, para pakar masalah tanpa kewarganegaraan yakin banyak orang, kemungkinan ratusan ribu terdampak. Sebagian masalah berasal dari undang-undang yang melarang perempuan yang menikah dengan warga asing meneruskan kewarganegaraan mereka kepada anak-anaknya. Selain itu, ada orang-orang tanpa kewarganegaraan yang diusir dari Bhutan pada 1990-an.
Republik Dominika
Putusan pengadilan pada 2013, bersama dengan perubahan-perubahan sebelumnya pada peraturan untuk menangkal perpindahan penduduk secara ilegal, telah membuat banyak orang tanpa kewarganegaraan. Sebagian besar dari mereka adalah turunan Haiti yang lahir di Republik Dominika. Pada 2015, ada sekitar 134 ribu orang yang tidak memiliki kewarganegaraan, menurut data PBB, namun data tersebut sedang diperbarui.
Irak
Ada sekitar 47.500 orang tanpa kewarganegaraan, termasuk Bidoon dan Kurdi Faili, kelompok suku yang menurut sejarah hidup di kedua sisi perbatasan Irak-Iran. Kewarganegaraan lebih dari 100 ribu orang Kurdi Faili dicabut pada 1980 di bawah rezim Ba'ath. Kendati banyak di antara mereka yang kewarganegaraannya dipulihkan, yang lainnya masih tidak punya kewarganegaraan.
Eropa
Puluhan ribu orang Roma, kelompok etnis yang berasal dari India, diperkirakan tinggal di Eropa Tengah, Timur dan Selatan tanpa memiliki kewarganegaraan. Setelah Cekoslowakia dan Yugoslavia pecah, negara-negara penerus menyatakan orang-orang tersebut bukan warga mereka.
Orang-orang Roma di Kosovo dan Bosnia menjadi tidak berkewarganegaraan karena masalah pengungsian pada masa perang. Orang-orang Roma sering tidak bisa mendaftarkan kelahiran anak mereka atau memiliki properti secara resmi. Keadaan itu bisa membuat mereka kesulitan membuktikan dari mana mereka berasal.
Venezuela
Sejumlah anak yang lahir dari orang tua Venezuela, yang terpaksa meninggalkan negaranya ke negara-negara lain di tengah krisis politik dan ekonomi di dalam negeri, menghadapi risiko yang semakin besar tidak memiliki kewarganegaraan.