Kamis 03 Oct 2019 02:25 WIB

Turis China Alihkan Wisata Belanja ke Negara Lain

Aksi demo di Hong Kong membuat wisatawan China tidak bisa berbelanja.

Rep: Haura Hafizah/ Red: Indira Rezkisari
Polisi antihuru-hara di jalanan Hong Kong, Selasa (1/10).
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Polisi antihuru-hara di jalanan Hong Kong, Selasa (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Aksi demo membuat banyak wisatawan China batal berbelanja Hong Kong. Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Singapura menjadi pilihan bagi wisatawan China untuk berbelanja.

Pelanggan China juga didorong untuk berbelanja di rumah dengan tarif impor pemerintah dan pemotongan PPN. "Untuk kelompok-kelompok yang memiliki jaringan ritel yang berkembang dengan baik di seluruh Asia, protes Hong Kong tidak berarti kehilangan uang," kata Luca Solca, seorang analis di Bernstein dikutip dari Reuters, Kamis (3/10).

Baca Juga

Sebagai contoh, Solca mengatakan pembuat jaket musim dingin Moncler memiliki sekitar 30 persen lebih sedikit toko di China daripada Gucci atau Vuitton.

Barang-barang mewah di Hong Kong juga lebih murah daripada di China daratan.

"Beberapa orang China dapat memutuskan untuk membeli lebih sedikit barang atau hanya menunggu protes berakhir, kapan pun itu terjadi," kata Solca.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan mewah meminta Hong Kong untuk memotong harga sewa mereka yang setinggi langit. Laporan pers lokal mengatakan Prada berencana untuk berhenti dari toko 1.400 meter persegi tepat di jantung ritel Hong Kong tahun depan karena berkurangnya penjualan.  

Analis Jefferies mengatakan pemilik gedung itu sedang menegosiasikan pemotongan 44 persen dalam biaya sewa. Prada menolak berkomentar.

Semua merek utama sedang mencoba untuk menegosiasikan kembali persyaratan sewa, menurut sumber industri kedua karena mereka berusaha melindungi diri mereka sendiri dari dampak protes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement