Selasa 08 Oct 2019 02:22 WIB

Korut Peringatkan AS tak Singgung Uji Coba Rudal di PBB

Korut mengklaim pembicaraan tentang denuklirisasi bersama AS di Swedia berujung gagal

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Korea Utara (Korut) mengklaim berhasil menguji coba rudal balistik berbasis kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) tipe terbaru. SLBM tipe terbaru bernama Pukguksong-3 itu diuji di perairan Teluk Wonsan di Laut Timur pada Rabu (2/10) pagi.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Korea Utara (Korut) mengklaim berhasil menguji coba rudal balistik berbasis kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) tipe terbaru. SLBM tipe terbaru bernama Pukguksong-3 itu diuji di perairan Teluk Wonsan di Laut Timur pada Rabu (2/10) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Korea Utara (Korut) memperingatkan Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Jerman agar tak mengangkat masalah uji coba rudal pada pertemuan Dewan Keamanan PBB yang dijadwalkan digelar pada Selasa (8/10). Jika hal itu dilakukan, tekad Pyongyang untuk mempertahankan kedaulatannya akan semakin besar.

“Kami tahu betul bahwa AS berada di belakang gerakan-gerakan tak murni dari Inggris, Prancis, dan Jerman. AS dan para pengikutnya harus mengingat bahwa jika mereka mengangkat masalah langkah-langkah pertahanan diri kita di pertemuan Dewan Keamanan saat ini, itu akan semakin mendesak keinginan kita untuk mempertahankan kedaulatan kita,” kata Duta Besar Korut untuk PBB Kim Song kepada awak media pada Senin (7/10), seperti dilansir Reuters.

Baca Juga

Kim pun sempat ditanya bagaimana Korut akan mempertahankan kedaulatannya dan apakah akan ada uji coba rudal lainnya. “Tolong perhatikan baik-baik apa yang akan kita lakukan di masa mendatang, (tapi) itu tak berarti peluncuran rudal lain,” ujarnya.

Pekan lalu, AS dan Korut melanjutkan pembicaraan tentang denuklirisasi di Swedia. Korut mengklaim negosiasi tersebut kembali berujung kegagalan.

Utusan nuklir Korut Kim Myong Gil mengatakan bahwa negosiasi denuklirisasi dengan AS belum memenuhi harapan dan akhirnya terhenti kembali. “AS meningkatkan harapan dengan menawarkan saran seperti pendekatan yang fleksibel, metode baru dan solusi kreatif, tapi mereka sangat mengecewakan kami,” kata dia kepada awak media di luar Kedutaan Besar Korut di Swedia.

Menurutnya, AS masih mempertahankan pendekatan lama dalam perundingan. “AS tidak akan melepaskan sudut pandang dan sikap lama mereka,” ujar Kim Myong Gil.

Namun Washington membantah kabar tersebut. Sebaliknya, AS menyatakan telah menjalin dialog konstruktif dengan Korut. “Komentar awal dari delegasi Korut tidak mencerminkan konten atau semangat diskusi selama 8,5 jam hari ini. AS membawa ide-ide kreatif dan berdiskusi dengan rekan-rekan Korut-nya,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu (5/10), dikutip laman BBC.

Dia mengungkapkan AS telah menerima undangan dari Swedia untuk mengadakan pembicaraan lebih banyak dengan delegasi Korut dalam waktu dua pekan. Namun Ortagus tak menjelaskan lebih terperinci tentang hal tersebut.

Sebelum menggelar pembicaraan tersebut, Korut sempat melakukan uji coba rudal balistik. Korut mengklaim berhasil menguji rudal balistik berbasis kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) tipe terbaru. Pyongyang menganggap hal itu mengantarkan mereka ke fase baru dalam kemampuan pertahanan diri.

The North's Academy of Defence Science mengatakan, SLBM tipe terbaru itu bernama Pukguksong-3. Rudal tersebut diuji di perairan Teluk Wonsan di Laut Timur pada Rabu (2/10) pagi.

“Uji coba penembakan SLBM tipe baru yang berhasil menjadi sangat penting karena mengantarkan fase baru dalam menahan ancaman pasukan luar kepada Korut dan semakin memperkuat otot militernya untuk pertahanan diri,” kata kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA) dalam laporannya pada Kamis pekan lalu.

Perundingan denuklirisasi antara AS dan Korut yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu diketahui berakhir tanpa kesepakatan. Hal itu disebabkan karena kedua belah pihak mempertahankan posisinya tentang penerapan sanksi.

Korut, yang telah menutup beberapa situs uji coba rudal dan nuklirnya, meminta AS mencabut sebagian sanksi ekonominya. Namun AS tetap berkukuh tak akan mencabut sanksi apa pun kecuali Korut telah melakukan denuklirisasi menyeluruh dan terverifikasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement