Jumat 11 Oct 2019 02:01 WIB

Liga Arab Gelar Sidang Darurat Bahas Operasi Militer Turki

Turki menggelar operasi militer di Suriah timur laut dengan menyasar militan Kurdi.

Red: Nur Aini
Foto yang diambil dari sisi Turki di perbatasan Turki-Suriah di Akcakale, Provinsi Sanliurfa menunjukkan asap membumbung usai serangan militer Turki, Kamis (10/10).
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Foto yang diambil dari sisi Turki di perbatasan Turki-Suriah di Akcakale, Provinsi Sanliurfa menunjukkan asap membumbung usai serangan militer Turki, Kamis (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Liga Arab akan menggelar sidang darurat pada Sabtu (12/10) setelah Mesir menyampaikan permintaan agar badan tersebut melakukan pertemuan untuk membahas serangan Turki ke Suriah.

Liga Arab, yang beranggotakan 22 negara termasuk Mesir, Irak dan Arab Saudi, mengatakan dalam pernyataan bahwa sidang pada Sabtu akan diselenggarakan pada tingkat menteri "untuk membahas agresi Turki" di wilayah Suriah.

Baca Juga

"Tindakan itu merupakan serangan tidak bisa diterima terhadap sebuah negara Arab yang berdaulat anggota Liga Arab," kata Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Hossam Zaki.

Kementerian Luar Negeri Mesir, dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu (/10), "mengutuk keras agresi Turki di wilayah Suriah." Kemlu mengatakan tindakan itu "merupakan serangan terang-terangan dan tidak bisa diterima terhadap kedaulatan negara Arab yang memiliki rasa persaudaraan."

Turki melancarkan serangan militer terhadap para militan Kurdi di Suriah timur laut pada Rabu (9/10), hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat menarik pasukannya dari wilayah itu. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan operasi dilakukan untuk memusnahkan apa yang ia sebut sebagai "jalur teror" di perbatasan selatan Turki. Namun, negara-negara Eropa meminta Ankara untuk menghentikan operasi tersebut.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi membahas serangan Turki itu dengan mitranya dari Irak, Barham Salih, melalui percakapan telepon pada Rabu. Hal itu dikatakan juru bicara kepresidenan Mesir Bassam Rady, seperti dilaporkan surat kabar kelolaan negara, Akhbar Elyom.

"Agresi Turki ... menunjukkan perkembangan berbahaya yang mengancam perdamaian dan keamanan dunia serta memperburuk krisis di kawasan," kata Raid.

Turki tergoda untuk memasuki Suriah timur laut sejak pasukan AS, yang selama ini bertempur dengan pasukan pimpinan Kurdi untuk memerangi ISIS, mulai hengkang setelah Presiden AS Donald Trump tiba-tiba mengubah kebijakan. Kementerian Luar Negeri Mesir, menyatakan "memperingatkan akan dampak dari langkah Turki itu terhadap kesatuan dan keutuhan wilayah Suriah".

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement