Jumat 11 Oct 2019 14:33 WIB

Israel Peringatkan Potensi Pembersihan Kurdi oleh Turki

Netanyahu menyatakan siap memperluas bantuan kemanusiaan kepada orang-orang Kurdi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam operasi militer Turki di wilayah Suriah yang dikuasai pasukan Kurdi. Ia memperingatkan aksi tersebut dapat mengarah ke pembersihan etnis.

“Israel mengecam keras invasi Turki ke wilayah-wilayah Kurdi di Suriah dan memperingatkan pembersihan etnis Kurdi oleh Turki dan proksinya,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada Kamis (10/10), dikutip laman Times of Israel.

Baca Juga

Dia menyatakan siap memperluas bantuan kemanusiaan kepada orang-orang Kurdi. Pada 2014, Netanyahu memberikan dukungan kepada Kurdi untuk berdaulat dan berdiri sendiri. Ia memuji komitmen dan moderasi politik Kurdi dan menyebut mereka layak memperoleh kemerdekaan politik sendiri.

Sebelumnya beberapa negara Arab, seperti Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), juga telah mengecam operasi militer tersebut. Menurut mereka, selain melanggar kedaulatan Suriah, aksi militer Turki sangat mengancam stabilitas kawasan.

Mesir telah meminta Liga Arab menggelar sidang darurat untuk membahas operasi militer Turki di Suriah. Sidang dijadwalkan diselenggarakan pada Sabtu (12/10).

Negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Italia, dan Prancis juga menyatakan keprihatinan atas operasi militer Turki. Mereka khawatir aksi tersebut kian merapuhkan stabilitas di kawasan tersebut.

Turki mulai melancarkan operasi militer di Suriah timur laut pada Rabu malam. Mereka ingin menumpas pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dan Partai Persatuan Demokratik Suriah (PYD). Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. Turki telah melabeli YPG dan PKK sebagai kelompok teroris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement