Jumat 11 Oct 2019 10:45 WIB

Operasi Militer Turki di Suriah Tewaskan 228 Orang

64 ribu warga Suriah sudah mengungsi sejak serangan mulai berlangsung.

Warga di Provinsi Akcakale Sanliurfa, tenggara Turki yang berbatasan dengan Suriah menyaksikan asap membumbung di wilayah Suriah yang dibombardir pasukan Turki, Kamis (10/10). Turki melakukan operasi militer di perbatasan dengan Suriah.
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Warga di Provinsi Akcakale Sanliurfa, tenggara Turki yang berbatasan dengan Suriah menyaksikan asap membumbung di wilayah Suriah yang dibombardir pasukan Turki, Kamis (10/10). Turki melakukan operasi militer di perbatasan dengan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pasukan Turki menggempur milisi Kurdi di Suriah timur laut pada hari kedua, Kamis (10/10), hingga ribuan orang terpaksa mengungsi dan ratusan orang dilaporkan tewas.

Serangan yang dilancarkan terhadap Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan milisi YPG Kurdi tersebut membuka salah satu garis depan baru terbesar dalam perang sipil Suriah, yang telah berlangsung selama delapan tahun dan menarik masuk negara-negara asing. Kementerian Pertahanan Turki mengatakan sejauh ini 228 milisi tewas dalam serangan.

Baca Juga

Kubu Kurdi mengatakan mereka sedang menahan serangan itu. Sedikitnya 23 petempur SDF dan enam petempur sebuah kelompok pemberontak Suriah dukungan Turki juga terbunuh, kata lembaga pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights.

SDF mengatakan serangan-serangan udara dan gempuran Turki juga menewaskan sembilan warga sipil. Dalam aksi yang tampaknya merupakan langkah pembalasan oleh pasukan pimpinan Kurdi, enam orang, termasuk satu bayi berusia sembilan bulan tewas terkena tembakan mortir dan roket di kota-kota perbatasan Turki.

Komite Penyelamat Internasional mengatakan 64 ribu warga Suriah sudah mengungsi sejak serangan mulai berlangsung. Sebagian besar kawasan kota Ras al-Ain dan Darbasiya, sekitar 30 kilometer di sebelah timur, juga sudah sepi ditinggalkan penduduk.

Serangan Turki dimulai beberapa hari sesudah Presiden Donald Trump menarik pasukan Amerika Serikat dari wilayah itu serta setelah ia berbicara melalui telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. "Kita punya tiga pilihan: kirimkan ribuan personel pasukan dan menang secara militer, menggempur Turki secara finansial dan melalui sanksi, atau menengahi kesepakatan antara Turki dan Kurdi!" kata Trump di Twitter, Kamis (10/10).

"Saya berharap kita bisa melakukan mediasi," kata Trump ketika ditanyai oleh para wartawan di Gedung Putih soal pilihan-pilihan tersebut.

SDF telah menjadi sekutu utama pasukan AS di lapangan sejak 2014 dalam pertempuran untuk memerangi ISIS. Mereka telah menahan ribuan petempur ISIS di sejumlah penjara, juga ribuan anggota keluarga kelompok tersebut.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS dalam acara jumpa pers pada Kamis mengatakan pasukan SDF masih mengendalikan semua penjara, yang berisi para anggota ISIS yang tertangkap. Amerika Serikat sudah menerima komitmen tingkat tinggi dari Turki soal penanganan anggota-anggota ISIS yang ditangkap, tapi belum ada pembahasan rinci soal itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement