Sabtu 12 Oct 2019 20:29 WIB

Operasi Militer Turki Buat 100 Ribu Warga Suriah Terlantar

Operasi militer Turki sedang berfokus di Ras Al-Ayn dan Tal Abyad

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Israr Itah
Foto yang diambil dari sisi Turki di perbatasan Turki-Suriah di Akcakale, Provinsi Sanliurfa menunjukkan asap membumbung usai serangan militer Turki, Kamis (10/10).
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Foto yang diambil dari sisi Turki di perbatasan Turki-Suriah di Akcakale, Provinsi Sanliurfa menunjukkan asap membumbung usai serangan militer Turki, Kamis (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Program Pangan Dunia PBB mengatakan operasi militer Turki di Ras Al-Ayn dan Tal Abyad, Suriah, telah menyebabkan 100 ribu warga di sana terlantar. Hal itu terjadi akibat meningkatnya kekerasan.

Program Pangan Dunia mengatakan mereka dan mitra-mitranya akan terus mendukung warga di timur laut Suriah meskipun situasi keamanan di sana memburuk. Sekitar 580 ribu warga yang diberi makan di wilayah tersebut saat ini tinggal di daerah yang dikuasai Kurdi.

Operasi militer Turki sedang berfokus di Ras Al-Ayn dan Tal Abyad. Pada Sabtu (12/10), Ankara mengklaim berhasil merebut kota Ras Al-Ayn dari tangan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi.

Namun klaim itu dibantah oleh SDF. Pejabat media militer SDF Marvan Qamishlo mengungkapkan, pasukan yang didukung Turki memang telah memasuki satu lingkungan di Ras Al-Ayn, sebuah distrik industri. Namun pertempuran masih berlangsung.

“Serangan SDF telah dimulai dan ada bentrokan yang sangat sengit sekarang. Bentrokan berlanjut di kawasan industri,” ujar Qamishlo, seraya menambahkan bahwa distrik itu adalah bagian dari Ras Al-Ayn yang paling dekat dengan perbatasan Turki.

Selain SDF, operasi militer Turki yang dimulai sejak Rabu lalu, turut membidik pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dan Partai Persatuan Demokratik Suriah (PYD). Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yakni kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. 

Negara-negara Eropa dan Arab telah mengecam operasi militer Turki. Aksi militer mereka dianggap melanggar kedaulatan wilayah Suriah dan mengancam stabilitas kawasan serta melanggar hukum internasional.

Turki didesak untuk segera menghentikan operasi militernya. Hal itu penting guna menghindari terjadinya bencana atau krisis kemanusiaan baru di Suriah. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement