Senin 14 Oct 2019 08:19 WIB

Diterjang Topan Hagibis, Tokyo Lumpuh

Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan bencana hujan tingkat tertinggi.

Petugas pemadam kebakaran memeriksa kawasan yang dilanda banjir akibat Topan Hagibis di Kawasaki, dekat Tokyo, Jepang, Ahad (13/10).
Foto: Kyodo News via AP
Sebuah rumah rusak akibat Badai Hagibis di Tomioka, utara Tokyo, Jepang, Ahad (13/10).

WNI selamat

Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri Indonesia, Judha Nugraha, mengatakan, sejumlah warga negara Indonesia (WNI) di Jepang terdampak topan. Namun, ia menyebut tidak ada yang menjadi korban jiwa.

"Tidak ada WNI yang menjadi korban langsung. Namun, dilaporkan terdapat beberapa WNI yang rumahnya tergenang banjir dan beberapa turis WNI menginap di hotel sampai menunggu jadwal penerbangan," ujar Judha saat dihubungi Republika, Ahad.

Judha mengatakan, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah menginstruksikan Kedutaan Besar RI di Tokyo dan Konsulat Jenderal RI di Osaka untuk terus memantau dan membantu WNI terdampak topan ganas tersebut. "Untuk siang hari ini, cuaca Tokyo dan Osaka dilaporkan cerah dan masyarakat telah kembali beraktivitas. Penerbangan di bandara Tokyo dan Bandara Osaka kembali normal," kata Judha.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut topan Hagibis yang melanda Jepang tidak akan berimbas pada kondisi cuaca dan gelombang laut di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi Jepang (JMA) per 13 Oktober 2019, Topan Hagibis sudah bergerak meninggalkan daratan Jepang ke arah timur laut menuju Samudra Pasifik Barat bagian utara.

Meski masih dalam skala kuat, intensitas topan Hagibis mulai menurun. Saat ini, kecepatan angin di pusat topan adalah 60 knot, sedangkan 12 jam sebelumnya adalah 75 knot.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahardo Prabowo mengemukakan, posisi topan Hagibis yang kemarin pagi semakin jauh dari wilayah Indonesia, tidak memberikan dampak terhadap kondisi cuaca dan gelombang laut di Indonesia.

"Adapun potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia lebih dipengaruhi oleh adanya daerah tekanan udara rendah di wilayah Indonesia bagian utara yang membentuk daerah pertemuan angin yang memanjang dari Semenanjung Malaysia hingga Laut Sulawesi," ujar Mulyono dalam siaran persnya, Ahad siang. n fergie nadira/sapto andika candra ed: satria kartika yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement