Senin 14 Oct 2019 06:02 WIB

Satelit Tunjukkan Upaya Cina Hancurkan Kuburan Muslim Uighur

Aktivis menilai hal ini sebagai upaya eradikasi kelompok etnis di Xinjiang.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Andri Saubani
Muslim Uighur berkumppul dan berdoa di bulan Ramadhan.
Foto: BBC.com
Muslim Uighur berkumppul dan berdoa di bulan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG -- Cina kedapatan telah menghancurkan lahan pemakaman etnis Uighur dari generasi ke generasi. Aktivis menilai hal ini sebagai upaya eradikasi kelompok etnis di Xinjiang.

Upaya Cina dalam menghancurkan lahan pemakaman milik etnis Uighur ini terekam dalam pencitraan satelit. Analis pencitraan satelit Earthrise Alliance mengatakan ada lusinan lahan pemakaman yang sudah dihanurkan di wilayah barat laut hanya dalam dua tahun.

Baca Juga

Berdasarkan gambar dari pencitraan satelit, beberapa lahan sudah diubah menjadi tempat parkir mobil. Sebagian lahan lain bahkan diubah menjadi taman bermain.

Yang cukup mengkhawatirkan, beberapa lahan pemakaman hanya dibersihkan dengan sedikit pemeliharaan. Seperti dilansir Mail Online, jurnalis AFP melihat adanya tulang-belulang manusia yang dibiarkan saja tanpa dikubur di tiga lokasi. Di beberapa lokasi lain, batu nisan tampak hancur dan berserakan di tanah.

Pencitraan satelit ini dimunculkan setelah otoritas Xinjiang mengaku bahwa mereka hanya melakukan pekerjaan 'normal'. Pernyataan ini diungkapkan otoritas Xinjiang setelah adanya footage mengejutkan yang menampilkan ratusan tahanan Muslim sedang dipindahkan dalam keadaan dibelenggu dan ditutup matanya.

Pejabat setempat memberikan penjelasan bahwa penghancuran makam tersebut merupakan upaya standarisasi makam tua sebagai bagian dari pengembangan kota. Namun para etnis Uighur yang kini berada di luar negeri mengatakan penghancuran makam tersebut merupakan salah satu tindakan keras pemerintah untuk mengontrol tiap elemen dalam kehidupan mereka.

"Ini merupakan bagian dari kampanye Cina untuk mengeradikasi bukti mengenai siapa kami secara efektif, untuk memanggil kami dengan sebutan Cina Han," ungkap Salih Hudayar.

Hudayar mengungkapkan, bahwa makam kakek dan neneknya termasuk yang ikut dihancurkan oleh pemerintah Cina. Menurut Hudayar, penghancuran makam ini merupakan upaya untuk memutus hubungan etnis Uighur yang ada saat ini dengan sejarah dan pendahulu mereka.

"Karena itu mereka menghancurkan semua situs bersejarah ini, makam-makam ini," tutur Hudayar.

Cina tetap pada sikapnya meski kritik global terhadap perlakuan Cina kepada Uighur meningkat. Minggu ini, Amerika Serikat bahkan mengambil tindakan untuk membatasi visa pejabat Cina terkait dugaan penyiksaan terhadap etnis Uighur. Selain itu, Amerika Serikat juga memasukkan 28 perusahaan Cina ke dalam daftar hitam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement