Senin 14 Oct 2019 11:55 WIB

Korban Meninggal Topan Hagibis 35 Orang

Sebagian besar korban meninggal karena tenggelam dan tertimbun longsor.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Permukiman terendam banjir akibat Topan Hagibis di Koriyama, Prefektur Fukushima, Jepang, Ahad (13/10).
Foto: Kyodo News via AP
Permukiman terendam banjir akibat Topan Hagibis di Koriyama, Prefektur Fukushima, Jepang, Ahad (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NAGANO -- Jumlah korban meninggal dunia akibat Topan Hagibis kembali bertamabah. Topan sudah berangsur mereda, Ahad (13/10) waktu setempat.

Topan dengan kekuatan terbesar dalam 61 tahun sejarah Jepang itu memicu angin kencang, hujan lebat, banjir, hingga tanah longsor di seluruh Jepang bagian bagian timur. Kantor berita Reuters mengutip NHK melaporkan 31 warga meninggal dunia di seluruh wilayah, 15 orang hilang, dan 186 terluka.

Baca Juga

Namun, media lokal Kyodo News mencatat 35 orang meninggal dunia dan 20 orang hilang. Kota dan desa di Jepang termasuk Prefekur Nagano, Niigata, Miyagi, Fukushima, Ibaraki, Kanagawam dan Saitama juga terdampak banjir.  Kerusakan bisa memburuk dalam beberapa hari mendatang karena permukaan air diperkirakan naik di sepanjang sungai yang banjir.

"Saya menyampaikan belasungkawa kepada semua orang yang kehilangan nyawa dan memberikan simpati kepada mereka yang terkena dampak Topan (Hagibis)," ujar Perdana Menteri Shinzo Abe pada pertemuan mendesak tingkat menteri tentang topan yang diadakan di Kantor Perdana Menteri, Ahad.

Abe mengatakan mengutamakan keselamatan warganya dnegan mengerahkan tim penyelamat. "Lebih dari 110 ribu petugas polisi, pemadam kebakaran, petugas penjaga pantai dan personel Pertahanan saat ini terlibat dalam operasi penyelamatan. Saya meminta orang-orang tetap waspada terhadap tanah longsor dan banjir sungai," kata Abe.

Lebih dari 100 ribu petugas penyelamat termasuk 31 ribu personel militer menggali material longsor untuk mencari korban selamat. Sebagian besar kematian terkait Topan Hagibis di Jepang diakibatkan tenggelam di tengah banjir atau terkubur tanah longsor.

Topan Hagibis memiliki arti 'kecepatan' dalam bahasa Filipina Tagalog. Hembusan anginnya mendarat di pulau utama Jepang, Honshu pada Sabtu.

Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri mencatat lebih dari 92 ribu rumah tangga masih dalam keadaan tanpa listrik pada Senin (14/10) pagi. Angka itu menurun dari sebelumnya 262 rumah tangga dalam keadaan tanpa listrik. Sebanyak sekitar 14 ribu rumah juga kehabisan air bersih usai Topan Hagibis menerjang Jepang.

Ratusan ribu orang juga dievakuasi dari rumah mereka. Orang-orang yang mengantre untuk mendapatkan sup pagi di tempat penampungan mengungkapkan kekhawatiran tentang rumah mereka yang ditinggalkan.

Lebih dari 20 sungai meluap. Kerusakan parah terjadi di prefektur Nagano karena tanggul Sungai Chikuma yang jebol. Daerah di prefektru Miyagi dan Fukushima Jepang utara juga mnegalami banjir yang parah. Di sana, kru penyelamat mendayung perahu kecil ke setiap rumah yang terendam banjir dan memanggil siapa saja yang masih berada di dalam rumah.

Upaya penyelamatan di sejumlah wilayah dilakukan dengan kekuatan penuh dari tentara dan petugas pemadam kebakaran yang dikerahkan dari seluruh Jepang. Helikopter menarik mereka yang terdampar di lantai dua dan atap rumah yang terendam.

Sebagian besar kehidupan di Tokyo kembali normal pada Senin. Orang-orang keluar  di sekitar kota, kereta kembali berjalan, dan toko-toko dibiarkan kosong ketika orang-orang membeli banyak untuk persediaan ke depan.

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement