Selasa 15 Oct 2019 09:03 WIB

Turki Perluas Daerah Operasi Militer di Suriah

Kurdi sepakat pasukan Suriah bantu perangi Turki.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Warga Suriah menyelamatkan diri dari pasukan Turki tiba di Kota Tal Tamr di utara Suriah, Senin (14/10).
Foto: AP Photo/Baderkhan Ahmad
Warga Suriah menyelamatkan diri dari pasukan Turki tiba di Kota Tal Tamr di utara Suriah, Senin (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, AKCAKALE -- Pasukan pemerintah Suriah bergerak ke kota-kota dan desa-desa di timur laut Suriah termasuk wilayah Manbij, Senin (14/10) waktu setempat. Hal ini berpotensi terjadi bentrok dengan pasukan pimpinan Turki yang maju di sana.

Pengerahan militer Suriah di dekat perbatasan Turki terjadi setelah pasukan militer Kurdi di Suriah mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah Presiden Bashar Assad untuk membantu mereka menangkis invasi Turki yang kini memasuki hari keenam.

Baca Juga

Dalam lima hari terkahir, pasukan Turki dan sekutunya memasuki kota-kota dan desa-desa utara. Tentara Turki bentrok dengan pasukan Kurdi di sepanjang 200 kilometer. Serangan tersebut pun telah menyebabkan sedikitnya 130 ribu orang kehilangan tempat tinggal.

"Di mana PBB? Biarkan mereka melihat darah anak-anak kita di lantai. Mengapa mereka tidak muncul?" ujar seorang petugas medis di rumah sakit Tal Tamr yang menerima belasan orang terluka dari serangan Turki beberapa hari terkahir ini.

Diabaikan di tengah gejolak serangan, Kurdi berpaling ke Assad dan Rusia untuk perlindungan sehingga diperoleh kesepakatan Pasukan militer Suriah membantu Kurdi menghadapi invasi Turki. Pasukan militer Suriah tiba di provinsi utara Raqqa dengan bus dan truk pikap beserta senapan mesin.

Pasukan bergerak ke kota Tal Tamr, sekitar 20 kilometer dari perbatasan Turki, Ein Issa dan Tabqa. Kawasan ini dikenal karena bendungannya di Sungai Eufrat dan pangkalan udara terdekat dengan nama yang sama.

Mereka kemudian memasuki kota Manbij yang dikuasai Kurdi, dalam perlombaan dengan pejuang oposisi yang didukung Turki maju ke arah yang sama. Wilayah Manbij adalah rumah bagi pos-pos AS yang didirikan pada 2017 untuk berpatroli di perbatasan.

Di sana memang ketegangan terjadi antara wilayah yang dikontrol Turki dan sisi yang dikuasai Kurdi di Suriah utara. Seorang pejabat AS mengatakan pasukan yang masih di kota bersiap untuk pergi.

Sebelumnya, milisi Suriah yang didukung oleh Turki mengatakan mereka memulai serangan bersama pasukan Turki untuk menguasai Manbij yang berada di sisi barat Sungai Eufrat sehingga memperluas cakupan mereka ke timur sungai.

"Pertempuran Manbij telah dimulai," ujar seorang pejabat milisi yang didukung Turki, Mustafa Sejari.

Televisi swasta NTV Turki melaporkan pasukan khusus dan pasukan komando Turki mulai bergerak maju menuju Manbij pada sore hari, Senin. CNN Turk juga menyebutkan serangan itu. CNN Turk melaporkan suara bentrokan bisa didengar.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya telah memberikan bocoran pasukannya siap mulai menyerang Manbij. Tujuannya, kata dia, mengembalikan kota ke populasi Arab yang menurutnya adalah pemiliknya yang sah.

Berbicara di Baku, Azerbijan, Erdogan mengatakan langkah ofensif yang dinamakan Operation Peace Spring itu adalah vital bagi Turki, seperti intervensi militer di Siprus pada 1974. Erdogan menjelaskan Turki tak akan menghentikan serangannnya meskipun ada kecaman yang meluas.

Erdogan mengatakan serangan ofensif dilakukan untuk menggerus kekuatan Kurdi di perbatasan Turki dan Suriah serta menciptakan zona aman sepanjang 30 kilometer ke dalam Suriah. Dengan zona aman tersebut, Turki menyatakan jutaan pengungsi Suriah akan dapat kembali pulang ke negara mereka.

Aksi militer oleh Ankara menimbulkan potensi bentorkan kuat antara Turki dan Suriah sehingga menimbulkan momok bagi kebangkitan ISIS. Dunia pun mengecam Turki.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement