Selasa 15 Oct 2019 12:27 WIB

Uni Eropa Pertimbangkan Pertemuan Darurat untuk Bahas Brexit

Masalah perbatasan Irlandia dan Irlandia Utara masih mengganjal realisasi Brexit.

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Bendera Uni Eropa.
Foto: EPA/Patrick Seeger
Bendera Uni Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau British Exit (Brexit) masih terus dibahas. Namun, waktunya semakin sedikit. Kabarnya Uni Eropa akan menggelar pertemuan internal darurat untuk membahas Brexit.

Ada kabar pertemuan Brexit mungkin akan digelar jelang akhir Oktober. Pada akhir pekan lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meraih kesepakatan dengan Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar. Tapi, nyatanya masih banyak hal yang perlu dibahas.

Baca Juga

"Pada pekan lalu, saya merasa bahwa semuanya akan berjalan dengan cepat, tapi sekarang saya sadar kami masih berjauhan," kata salah seorang diplomat Eropa yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip BBC, Selasa (15/10).

Walaupun pemimpin Inggris dan Irlandia sudah mencapai kesepakatan, isu perbatasan antara Irlandia dan Irlandia Utara masih mengganjal. BBC melaporkan prioritas ganda Uni Eropa menyulitkan isu tersebut.

Menurut BBC, Uni Eropa ingin melindungi proses perdamaian di Irlandia Utara. Jerman dan Prancis selaku kekuatan besar di blok tersebut mengatakan mereka senang sekarang Inggris dan Irlandia sudah membahas solusi isu tersebut.

Di satu sisi, Uni Eropa juga ingin mempertahankan sistem pasar tunggal di Irlandia. Di sini para pemimpin Uni Eropa melihat proposal yang diajukan Johnson masih jauh untuk menyelesasikan persoalan.

Komisi Eropa mengatakan kedua belah pihak baik Inggris maupun Uni Eropa bernegosiasi dengan niatan yang baik. Tapi bukan rahasia lagi sekarang Uni Eropa berharap tekanan tenggat waktu dan tekanan politik yang meningkat pekan ini belum membuat Johnson mengaburkan batasan.  

Uni Eropa menilai perdana menteri Inggris sudah kehabisan pilihan. Ia berjanji untuk mendapatkan kesepakatan Brexit yang baru pada pekan ini dan berjanji tidak akan meminta perpanjangan waktu lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement