Sabtu 12 Oct 2019 02:07 WIB

Uni Eropa: Tak Ada Jaminan Pertemuan Terakhir Brexit Sukses

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk masih berharap kesepakatan masih mungkin tercapai.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Uni Eropa  Donald Tusk
Foto: Yves Herman/Pool Photo via AP
Presiden Uni Eropa Donald Tusk

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan pertemuan terakhir Brexit tidak menjamin kesuksesan. Di satu sisi ia masih berharap kesepakatan masih mungkin tercapai.

"Saya menerima sinyal yang menjanjikan dari Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar bahwa kesepakatan masih dimungkinkan, ketika saya sedang berbicara ini pertemuan teknis sedang digelar di Brussel," kata Tusk di Nicosia, ibukota Sipurs, Jumat (11/10).

Inggris dijadwalkan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober mendatang. Artinya waktu untuk meraih kesepakatan tinggal 20 hari lagi. Sampai kini belum diketahui apakah perubahan kebijakan perdagangan terbesar untuk Inggris itu dengan atau tanpa kesepakatan.

"Tentu, tidak ada jaminan kesuksesan dan waktunya secara praktis sudah habis, tapi kesempatan sekecil apa pun harus digunakan," kata Tusk.

Dalam pertemuan Kamis (10/11) lalu Varadkar dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson secara tak terduga mengatakan mereka berhasil menemukan jalan demi meraih kesepakatan. Kepala negosiator Brexit untuk Uni Eropa dan kepala negosiator Brexit Inggris pun bertemu di Brussel hari ini.

Tusk mengatakan sebelumnya ia memberitahu Johnson jika pada 11 Oktober London tidak memberikan solusi maka dalam pertemuan Uni Eropa pada 17 dan 18 Oktober ia akan mengumumkan Brexit berjalan tanpa adanya kesepakatan. Tapi usai pertemuan Kamis lalu Varadkar mengaku kemungkinan Brexit terlaksana dengan kesepakatan masih ada.

"Saya pikir masih mungkin bagi kami untuk mencapai kesepakatan, untuk meraih perjanjian yang disepakati, untuk membiarkan Inggris keluar dari Uni Eropa dengan tertib dan pada akhirnya melaksanakan itu di bulan Oktober," kata Varadkar. 

Dalam pernyataan gabungannya Varadkar dan Johnson mengatakan mereka dapat 'melihat jalur yang memungkinkan kesepakatan'. Walaupun pejabat dari kedua belah pihak tidak mau memberitahu kompromi apa yang sudah dicapai kedua pemimpin itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement