Jumat 18 Oct 2019 12:20 WIB

Unjuk Rasa Pro Kemerdekaan Katalunya di Barcelona Berlanjut

Peserta unjuk rasa memprotes vonis pemimpin dan aktivis kemerdekaan Katalunya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pendukung separatis di Barcelona merayakan
Foto: Reuters
Pendukung separatis di Barcelona merayakan

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Ribuan orang berkumpul di Barcelona untuk menggelar unjuk rasa hari keempat, Jumat (18/10). Protes atas vonis pemimpin gerakan separatis tersebut menjadi gejolak politik terburuk bagi Spanyol dalam beberapa tahun terakhir.

Awalnya ribuan anak muda mengibarkan bendera Katalunya dengan damai. Mereka saling mengoper bola dan melompati tali. Lalu unjuk rasa berubah menjadi kerusuhan ketika sejumlah demonstran membakar kursi-kursi kafe di pusat destinasi wisata, di jalan Rambla de Catalunya.

Baca Juga

"Ini bukan siapa yang separatis dan siapa yang bukan, ini tentang hak asasi manusia," kata salah satu mahasiswa yang ikut unjuk rasa Aila, Jumat.

Satu hari sebelumnya ratusan mahasiswa juga turun ke jalan. Mereka melemparkan telur ke arah polisi yang melindungi diri dengan tameng antihuru-hara. Serikat pekerja di Barcelona juga melakukan aksi mogok kerja.

Pada Senin (18/10) lalu, Mahkaham Agung Spanyol memvonis sembilan politisi dan aktivis kemerdekaan Katalunya. Mereka dihukum penjara dari sembilan sampai 13 tahun penjara.

Usai putusan dibacakan ratusan orang memblokir jalan ke bandara Barcelona membuat hampir seratus penerbangan dibatalkan. Pada Rabu lalu, hampir 100 orang terluka dalam kerusuhan sementara mobil dan tong sampah dibakar di mana-mana.

Isu kemerdekaan menjadi hal yang paling sensitif di Barcelona, memecah masyarakat di wilayah kaya itu menjadi dua kelompok. Belum ada suara mayoritas antara mereka yang ingin memisahkan diri dengan mereka yang ingin tetap bergabung dengan Spanyol.

Pada 2017, para pemimpin pro-kemerdekaan menggelar referendum yang ilegal dan mendeklarasikan memisahkan diri dari Spanyol. Pemerintah Spanyol segera mengambilalih pemerintahan Katalunya dan memasukan para pemimpin pro kemerdekaan itu ke penjara.

Kerusuhan di Barcelona terjadi ketika pelaksana tugas Perdana Menteri Pedro Sanchez sedang bersiap menghadapi pemilihan umum pada 10 November mendatang. Oposisi dari sayap-kanan meminta pemerintah menindak tegas pemerintahan pro-kemerdekaan Katalunya.  

Di hadapan parlemen daerah, politisi pro-pemerintahan Katalunya mengatakan mereka harus diizinkan menggelar referendum dalam dua tahun ke depan. Hal itu menjadi tantangan baru bagi Spanyol.

Di hadapan parlemen Katalunya, ketua pro-kemerdekaan Quim Torra mengkritik kerusuhan yang tengah terjadi. Ia mengatakan separatis merusak gerakan damai.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement