Sabtu 19 Oct 2019 14:23 WIB

Presiden Cile Deklarasikan Masa Darurat Nasional

Keputusan ini dilakukan setelah ibukota Santiago diguncang kerusuhan

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Kerusuhan
Foto: Syaiful Arif/Antara
Kerusuhan

REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Presiden Cile Sebastian Pinere mendeklarasikan masa darurat nasional. Keputusan ini dilakukan setelah ibukota Santiago diguncang kerusuhan yang menyebabkan gedung-gedung terbakar dan operasi metro ditutup.

Pengunjuk rasa yang mengenakan tudung warna hitam marah dengan kenaikan tarif transportasi publik yang baru-baru ini diterapkan. Dalam rekaman video yang disiarkan stasiun televisi dan tersebar di media sosial para pengunjuk rasa menyalakan api di beberapa stasiun metro, menjarah toko-toko, membakar bus publik dan merusak pipa besi di stasiun kereta.

Deklarasi ini Pinera katakan dalam pidatonya pada Sabtu (19/10) pagi. Saat suara sirene mobil bergaung di Santiago dan pemadam kebakaran berlari ke arah lokasi tempat pengerusakan.

Pinera mengatakan ia akan menggunakan undang-undang keamanan khusus untuk menutut 'para kriminal' yang bertanggungjawab atas kerusuhan yang terjadi. Di kesempatan yang sama ia juga mengucapkan simpati kepada mereka yang terdampak pada kenaikan suku bunga.

"Dalam beberapa terakhir, pemerintah kami akan menyerukan dialog, untuk meringankan penderitaan mereka yang terdampak pada kenaikan tarif," kata Pinera dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi nasional, Sabtu (19/10).

Cile salah satu negara terkaya di Amerika Latin tapi juga yang paling timpang. Tingginya biaya hidup di Santiago menjadi titik api politik yang memicu seruan untuk melakukan reformasi di segala lini mulai dari pajak, ketenagakerjaan sampai sistem jaminan pensiun.

Para mahasiswa dan siswa sekolah menengah atas mulai melakukan unjuk rasa setelah pemerintah menaikan tarif pada 6 Oktober lalu. Pemerintah Cile menaikan tarif transportasi publik sebesar 1,17 dolar AS. Pemerintah mengatakan kenaikan tarif dilakukan karena tingginya biasanya bahan bakar dan melemahnya peso.

Pada Jumat (18/10) sore unjuk rasa berubah menjadi kerusuhan. Pada malam hari pemerintah menutup seluruh 138 stasiun metro yang terhubung dengan rel sepanjang 87 mil. Operasi metro masih terus ditutup sampai akhir pekan. Pemerintah mengatakan 'kerusakan serius' membuat operasi kereta tidak mungkin dijalankan dengan aman. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement