Ahad 20 Oct 2019 13:23 WIB

Erdogan Ancam Hancurkan Kurdi Jika Tolak Mundur

Serangan militer Turki sedikit mereda untuk memberikan kesempatan Kurdi mundur.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Tentara oposisi Suriah yang didukung Turki mengendarai kendaraan bersenjata di Akcakale, Sanliurfa, tenggara Turki, Jumat (18/10).
Foto: AP Photo/Mehmet Guzel
Tentara oposisi Suriah yang didukung Turki mengendarai kendaraan bersenjata di Akcakale, Sanliurfa, tenggara Turki, Jumat (18/10).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan akan menghancurkan militan Kurdi jika mereka tidak mundur dari zona aman yang direncanakan di Suriah utara. Sejak Jumat (18/10), serangan militer Turki sedikit mereda untuk memberikan kesempatan Kurdi mundur.

Sejak Kamis, atas intervensi Amerika Serikat (AS), Turki setuju menghentikan serangan militernya di Suriah timur laut selama lima hari. Sementara itu, mereka menginginkan pejuang Kurdi menarik diri dari zona aman.

Baca Juga

Pasukan pimpinan Kurdi mengatakan telah melakukan kontak dengan AS selama negosiasi. Mereka mengatakan akan mematuhi gencatan senjata.

Hanya saja, mereka belum berkomitmen melakukan penarikan. Sedangkan Erdogan memperingatkan pada Jumat, Turki akan meluncurkan serangan pada Selasa ketika kesepakatan habis jika pejuang Kurdi tidak menarik diri dari zona 30 kilometer. 

Namun, pada Sabtu (19/10), kedua pihak saling menyalahkan atas pertempuran yang telah mengguncang gencatan senjata yang ditengahi AS. Erdogan mengatakan pada upacara pembukaan di provinsi Turki tengah Kayseri, Turki akan menghancurkan militan Kurdi di Suriah utara ketika mereka menolak mundur dari daerah itu dalam 120 jam.

Erdogan mengatakan, akan membahas penyebaran pasukan pemerintah Suriah di zona aman selama pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pekan depan. Hanya saja, dia memperingatkan, Ankara akan melaksanakan rencana sendiri jika solusi tidak tercapai.

Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, 41 orang yang diduga anggota ISIS pun ditangkap kembali setelah melarikan diri dari kamp tahanan di tengah pertempuran awal pekan ini. Dia mengatakan, 195 orang lebih dicurigai anggota ISIS telah ditangkap kembali, mereka akan dipindahkan ke daerah-daerah yang dikendalikan oleh Turki di Suriah utara, termasuk Afrin dan al-Bab.

Erdogan menuduh pasukan Kurdi Suriah melepaskan 750 anggota dan keluarga Isis, di tengah serangan Turki. Kurdi mengatakan mereka keluar dari kamp mereka pekan  lalu, menyerang penjaga, di tengah bentrokan berat dan serangan udara Turki di dekatnya.

Pejuang Suriah yang didukung Turki bentrok dengan pasukan pimpinan Kurdi di beberapa bagian utara-timur Suriah pada Sabtu. Laporan The Guardian menyatakan, beberapa orang melintasi perbatasan dari Turki untuk menyerang sebuah desa.

Setelah memasuki dua hari gencatan senjata, kedua belah pihak masih menembaki kota perbatasan utama Ras al-Ayn. Tidak ada tanda-tanda penarikan pasukan pimpinan Kurdi dari posisi di sepanjang perbatasan Suriah-Turki sebagaiman perjanjian yang dicapai antara Turki dan AS.

Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, sepenuhnya patuh dengan perjanjian itu. Koordinasi sesaat dengan Washington yang telah dilakukan akan memastikan kesinambungan ketenangan. Kementerian menuduh pejuang pimpinan Kurdi melakukan 14 serangan dan gangguan dalam 36 jam terakhir, sebagian besar di kota Ras al-Ayn, yang dikepung oleh pejuang sekutu sebelum gencatan senjata. Pejuang Suriah Kurdi menggunakan mortir, roket, antipesawat, dan senjata berat anti-tank.

Pasukan Kurdi mengimbau Wakil Presiden AS Mike Pence untuk menegakkan kesepakatan. Turki, menurut mereka, telah gagal mematuhi ketentuan-ketentuannya dan terus mengepung Ras al-Ayn. Pasukan Syrian Democratic Forces (SDF) yang dipimpin Kurdi mengatakan, masih ada bentrokan di dalam Ras al-Ayn dan personel medis tidak bisa masuk untuk membantu yang terluka.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berpusat di Inggris mengatakan, para pejuang yang didukung Turki memasuki Suriah dan maju ke Shakariya yang dikuasai Kurdi, sebuah desa di sebelah timur Ras al-Ayn tempat terjadi bentrokan dan serangan Turki sehari sebelumnya. Video yang diunggah di internet menunjukkan para pejuang berjalan di sepanjang tembok yang telah didirikan Turki sepanjang perbatasan dan mereka mengklaim sedang menuju serangan ke Suriah. Video tidak menunjukkan mereka melintasi perbatasan.

Pejuang Suriah yang didukung Turki telah mencegah konvoi medis mencapai Ras al-Ayn. SOHR menyatakan, konvoi medis tiba di luar kota pada hari Jumat, tetapi, faksi yang didukung Turki menutup jalan di depan dan di belakang, membuat tim tersebut terjebak di luar Ras al-Ayn.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement